“Para guru penggerak harus bisa membantu mengatasi persoalan yang dihadapi 1,3 juta anak sekolah ini melalui berbagai inovasi baru guna mendukung kegiatan pembelajaran dalam membantu para siswa untuk belajar lebih cepat,” kata Hironimus Sugi.
KUPANG, MEDIASINTT.COM – Balai Guru Penggerak (BGP) Provisi Nusa Tenggara Timur mengelar in house training atau pelatihan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) guru dan pegawai guna mendukung program implementasi kurikulum merdeka di NTT.
“Penguatan kapasitas bagi seluruh guru dan pegawai BGP NTT sangat penting karena tugas yang dihadapi ke depan dalam mendukung program kurikulum merdeka sangatlah berat butuh banyak inovasi yang dilakukan dalam mendukung proses pendidikan di sekolah,” kata Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wirman Kasmayadi di Kupang Senin, (19/9/2022).
Kegiatan penguatan kapasitas SDM BGP NTT yang diikuti 40 orang peserta dan berlangsung selama tiga hari itu merupakan langkah awal dalam menyukseskan pelaksanaan kurikulum merdeka pada semua lembaga pendidikan di provinsi berbasis kepulauan ini.
“Melalui kegiatan ini maka diharapkan SDM pada BGP NTT menjadi profesional yang dapat menghasilkan banyak inovasi-inovasi baru yang harus dilakukan guna mendukung para guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah pada masa mendatang ,” kata Wirman Kasmayadi dalam kegiatan yang dihadiri juga Provincial Manager lembaga Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) NTT Hironimus Sugi .
Sementara itu Provincial Manager INOVASI NTT Hironimus Sugi mengatakan peran guru dalam menyukseskan kurikulum merdeka sangat penting.
Ia mengatakan lembaga INOVASI yang melaksanakan program pemerintah melalui program kemitraan Indonesia-Australia pada peningkatan hasil pembelajaran literasi dan numerasi anak-anak di jenjang pendidikan dasar telah melakukan di empat kabupaten di Pulau Sumba dan Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores.
Dia mengatakan gerakan perubahan justru terjadi di Nusa Tenggara Timur dari 22 kabupaten/kota terdapat 18 kabupaten yang masuk kategori tertinggal ada lima kabupaten yang telah keluar dari kategori daerah tertinggal.
Ia mengatakan dampak ketertinggalan itu dialami 1,3 juta anak sekolah di NTT yang mengalami ketertinggalan dalam kegiatan pembelajaran karena berbagai faktor seperti jauh dari akses sekolah.
Menurut dia peran guru penggerak dalam membuat perubahan dalam pembangunan sektor pendidikan sangatlah penting karena di NTT masih terdapat 1,3 juta anak yang sedag mengalami kesulitan dalam pembelajaran.
“Para guru penggerak harus bisa membantu mengatasi persoalan yang dihadapi 1,3 juta anak sekolah ini melalui berbagai inovasi baru guna mendukung kegiatan pembelajaran dalam membantu para siswa untuk belajar lebih cepat,” kata Hironimus Sugi. (Ebi)