Rektor Unika Weetebula Sebut Praktisi Mengajar Bagi Mahasiswa Sangat Tepat

Para mahasiswa di lembaga perguruan Universitas Katolik Weetabula mengikuti pendidikan Praktisi Mengajar bekerjasama dengan INOVASI. (Foto INOVASI NTT)
Para mahasiswa di lembaga perguruan Universitas Katolik Weetabula mengikuti pendidikan Praktisi Mengajar bekerjasama dengan INOVASI. (Foto INOVASI NTT)
banner 468x60

“Ada juga yang jadi kepala desa, (pegawai) LSM, macam-macam. Tapi bahwa ada yang bisa bekerja di luar (profesi sebagai guru), menurut saya adalah salah satu hal positif. Berarti kita mendidik mahasiswa tidak hanya sebagai guru tetapi juga bisa bekerja di tempat lain,”  KATA Wilhelmus Yape Kii, S.Pt., M.Phil,

KUPANG, MEDIASINTT.COM – Rektor Universitas Katolik Weetebula, Kabupaten Sumba Barat Daya Wilhelmus Yape Kii, S.Pt., M.Phil mengatakan penerapan praktisi mengajar bagi para mahasiswa di lembaga perguruan tinggi tersebut sudah tepat guna meningkatkan kualitas pendidikan siswa di Pulau Sumba.

Read More
banner 300250

Demikian dikatakan Rektor Universitas Katolik Weetebula, Kabupaten Sumba Barat Daya Wilhelmus Yape Kii, S.Pt., M.Phil, Rabu terkait penerapan program praktisi mengajar bagi para mahasiswa di lembaga perguruan tinggi di Pulau Sumba itu.

Program Praktisi Mengajar memiliki tiga tujuan yaitu pertama, menutup kesenjangan kompetensi lulusan baru dengan kebutuhan dunia kerja, kedua, mendorong kolaborasi perguruan tinggi dan dunia kerja dalam menyelenggarakan pembelajaran praktis dan aplikatif dan ketiga, meningkatkan relevansi kecakapan lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja.

Wilhelmus mengaku memang masih terdapat gap antara kecakapan lulusan yang dihasilkan dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.

Menurut dia hasil survei kepuasan pengguna alumni yang dilakukan Unika Weetebula pada 2018-2019 dengan jumlah responden sekitar 50 kepala sekolah se-Sumba mengungkap lulusan Unika Weetebula memiliki kualitas personal yang baik seperti disiplin, rajin, dan inovatif serta kemampuan interpersonal yang tinggi.

Meski demikian kata dia masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan termasuk kemampuan mengembangan dan memanfaatkan strategi dan media pembelajaran.

“Oleh karena itu, dengan mengundang para praktisi ahli dalam Program Praktisi Mengajar ini sangat tepat dilakukan. Para mahasiswa bisa mendapatkan informasi riil dari para Fasda termasuk tantangan dan langkah-langkah untuk mengatasinya. Hasil dari survei inilah yang menjadi landasan penyusunan materi dalam Praktisi Mengajar bersama INOVASI,” jelas Wilhelmus.

Para mahasiswa PGSD Unika Weetabula sedang diskusi terkait dalam kegiatan program praktik mengajar, Foto Humas Inovasi NTT.
Para mahasiswa PGSD Unika Weetebula sedang diskusi terkait dalam kegiatan program praktik mengajar, Foto Humas Inovasi NTT.

Unika Weetebula, lanjut Wilhelmus telah memiliki lebih dari 1.350 alumni dan sekitar 850 alumni yang dialihkan ke Universitas Nusa Cendana, Kupang dan dari jumlah alumni tersebut sekitar 70 persen di antaranya menjadi guru.

“Ada juga yang jadi kepala desa, (pegawai) LSM, macam-macam. Tapi bahwa ada yang bisa bekerja di luar (profesi sebagai guru), menurut saya adalah salah satu hal positif. Berarti kita mendidik mahasiswa tidak hanya sebagai guru tetapi juga bisa bekerja di tempat lain,” ungkap pemegang dua gelar master berbeda dari The University of Queensland, Australia dan Luwigsburg University of Education, Jerman ini.

Ananda Tamo Ina, salah satu mahasiswa PGSD semester kedua, menuturkan, terdapat perbedaan yang jelas antara kelas Praktisi Mengajar dengan kelas-kelas yang biasanya ia ikuti. Ia mengaku kelas menjadi lebih semangat karena dibuat lebih aktif partisipatif.

Ananda-Ina-Tamo-Mahasiwa-Prodi-PGSD Unika Weetabula.
Ananda-Ina-Tamo-Mahasiwa-Prodi-PGSD Unika Weetebula.

“Kalau (kelas) yang tadi itu, saya lebih mengerti materi yang disampaikan. Lebih paham karena lebih terbuka. Tidak (membuat) mengantuk. Dari awal sudah bagus. Kami diperkenalkan berbagai macam permainan untuk mengajar siswa-siswa kelas rendah di SD,” kata mahasiswa asal Sumba Barat Daya ini.

“Saya juga jadi tahu seperti apa itu mengajar anak-anak SD ketika sudah menjadi guru karena sebelum masuk ke Unika (Weetebula), jujur saya belum ada gambaran seperti apa itu menjadi guru SD,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ester Pandaka, salah satu Fasda yang mengajar di Program Praktisi Mengajar. “Respon mahasiswa sangat bagus ya. Mungkin karena materinya memang sangat kontekstual sesuai profesi guru yang mereka akan jalani nantinya,” ujar Kepala SD Masehi Puu Uppo, Sumba Barat Daya ini. (Gige)

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *