Dinas PPO Sumba Tengah dan INOVASI NTT Pantau Pemulihan Pembelajaran Masa Pandemi COVID-19

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sumba Tengah bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia atau INOVASI melakukan kunjungan bersama ke tiga Sekolah Dasar di Kabupaten Sumba Tengah, Kamis (7/4). (foto INOVASI NTT)
banner 468x60

“Ada perubahan yang signifikan. Semangat dari guru dan kepala sekolah dalam proses pembelajaran dan pengelompokan siswa berbasis kompetensi mereka mendorong perubahan ini,” kata Ketua Komisi Bidang Pendidikan DPRD Henok Haba Dota .

Sumba Tengah,MediasiNTT.Com- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sumba Tengah bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia atau INOVASI melakukan kunjungan bersama ke tiga Sekolah Dasar di Kabupaten Sumba Tengah, Kamis (7/4).

Read More
banner 300250

Kunjungan tersebut bertujuan memantau praktik-praktik baik dalam upaya pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dan memberikan gambaran teknis tentang pelaksanaan Program INOVASI di lapangan.

Selain Kepala Dinas PPO, Bernardus B. Gela dan Manajer INOVASI NTT, Hironimus Sugi, sejumlah pejabat daerah setempat ikut serta dalam pemantauan bersama termasuk Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Adri U. Sabaora, Ketua Komisi Bidang Pendidikan DPRD Henok Haba Dota, Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Boni U. P. B. Yora, serta perwakilan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) dan Bappelitbangda.

Para peserta dibagi ke dalam tiga kelompok dan masing-masing mengunjungi sekolah yang berbeda.

Tiga sekolah yang dikunjungi adalah SD Islam Mananga, SD Inpres Binawatu, dan SD Masehi Mambitul.

Dari ketiga sekolah ini, hanya SD Masehi Mambitul yang bukan sekolah mitra INOVASI.

Pemilihan satu sekolah non mitra ini bertujuan memperkaya hasil pemantauan dan dapat memfasilitasi pertukaran informasi, inspirasi, dan praktik baik pendidikan yang dilakukan di masing-masing sekolah.

Pemantauan yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari melakukan observasi pembelajaran yang difokuskan pada kelas 1,2 dan 3, serta melakukan wawancara singkat dengan para guru dan kepala sekolah.

Setelah melakukan observasi, para peserta kembali ke Anakalang untuk berbagi hasil pemantauan dari masing-masing sekolah di Kafe Winnu Karabi.

Salah satu hal yang disoroti oleh para peserta adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Boni U. P. B. Yora, mengatakan pengelompokan yang dilakukan oleh guru membantu siswa lebih cepat memahami pembelajaran.

“Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai kemampuan mereka dan ini ternyata membantu peningkatan kemampuan siswa,” kata Boni terkait hasil pengamatannya di SD Islam Mananga.

Ketua Komisi Bidang Pendidikan DPRD Henok Haba Dota yang mengunjungi sekolah yang sama juga mengatakan hal serupa.

“Ada perubahan yang signifikan. Semangat dari guru dan kepala sekolah dalam proses pembelajaran dan pengelompokan siswa berbasis kompetensi mereka mendorong perubahan ini,” jelas Henok.

Hal yang menarik yang menjadi temuan para peserta pemantauan adalah di SD Masehi Mambitul, pengelompokan serupa juga dilakukan.

Hanya saja, kata Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Adri U. Sabaora, guru masih berfokus pada dua kelompok saja.

“Pengelompokan memang sudah dilakukan tetapi guru hanya memperhatikan dua titik ekstrim saja yaitu kelompok yang sudah lancar (membaca) dan yang belum lancar,” ungkap Adri.

Meski demikian, Kepala Dinas PPO Bernardus B. Gela mengapresiasi upaya-upaya kreatif yang dilakukan oleh guru dan sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SD Masehi Mambitul.

“Walaupun sekolah ini bukan dampingan INOVASI tetapi cukup baik dalam perkembangannya. Sekolah ini secara konsisten menerapkan pemetaan 3M (Membaca, Menulis, dan Menghitung) dan hasilnya selalu dikirimkan ke dinas (PPO),” puji Bernardus.

 

Tim pemantau melakukan diskusi terhadap hasil pemantauan di tiga sekolah di Sumba Tengah. Foto INOVASI NTT.

Manajer Program INOVASI NTT, Hironimus Sugi mengatakan upaya peningkatan literasi anak perlu mendapat perhatian khusus. “Bila sampai kelas 5-6 masih ada siswa yang mengeja, ini tentu adalah masalah besar,” kata Hiro menggarisbawahi temuan di salah satu sekolah di mana masih ada siswa kelas tinggi yang belum lancar membaca.

Di luar sekolah, kata Bernardus, kolaborasi multipihak dan lintas sektor harus digalakkan. “Yang terdepan adalah Fasda (Fasilitator Daerah) yang telah dilatih INOVASI untuk memastikan praktik-praktik baik yang telah dilakukan bersama INOVASI bisa dilanjutkan.”

Sementara itu, Henok mengatakan perlunya kerja sama antar lembaga terkait untuk meyakinkan tim anggaran di Kabupaten Sumba Tengah untuk mendukung program-program pendidikan di Kabupaten Sumba Tengah seperti 3M.

Pemantauan bersama ini akan dilakukan di lima kabupaten mitra INOVASI di Provinsi NTT yaitu Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Nagekeo. Pemantauan di Sumba Tengah adalah yang pertama. Kegiatan ini akan dilanjutkan pada 21 April di Kabupaten Sumba Barat.(gige)

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *