“Kita tertinggal 24-41 bulan selama COVID-19 sehingga Balai Guru pengerak (BGP) bersama INOVASI akan melakukan asesmen itu. Pemetaan untuk mengukur kemampuan anak setiap waktu,” kata Hironimus Sugi.
MEDIASINTT.COM – Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar Diskusi Flobamorata Bergerak sebagai refleksisekaligus tindak lanjut desiminasi praktik baik asesmen dan pembelajaran berdiferensi (reading camp) untuk jenjang sekolah dasar bagi pengerak komunitas belajar dalam implemementasi kurikulum merdeka.
Kegiatan diskusi guna membahas tentang masukan maupun gagasan dari para Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang dilibatkan dalam program itu berlangsung di Kupang (Rabu (20/12/2022).
Kepala Balai Guru Pengerak NTT, Wirman Kasmayadi pada kesempatan itu mengatakan pentingnya melakukan asesmen karena melalui asesmen akan mengetahui persoalan yang dihadapi dalam proses pendidikan.
“Hanya dengan asesmen baru kita tahu masalah pendidikan kita ada dimana,” katanya.
Sementara dalam kesempatan itu, Manajer Provincial INOVASI NTT, Hironimus Sugi memaparkan bahwa di masa pandemi tingkat literasi dasar untuk SD di NTT mengalami ketertinggalan.
“Kita tertinggal 24-41 bulan selama Covid-19 sehingga Balai Guru pengerak (BGP) bersama INOVASI akan melakukan asesmen itu. Pemetaan untuk mengukur kemampuan anak setiap waktu,” katanya.
Dia menegaskan diskusi yang dilakukan bersama komunitas belajar bertujuan untuk memberikan masukan dan juga pencapaian agar melihat apa yang perlu diperbaiki ke depan dalam pembangunan sektor pendidikan di NTT.
Dalam kesempatan itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Mathildis Mensi Tiwe menegaskan bahwa terkadang hasil penerapannya beda di lapangan.
“Pada prinsipnya ini satu kesatuan. Kami sampaikan terimakasih. Di Ende hampir semua guru penggerak kira dorong untuk jadi kepala sekolah,” kata dia.
Baginya, mendorong agar Guru Penggerak di Ende memiliki jabatan kepala sekolah punya tujuan yang baik.
“Memudahkan kami untuk mendorong percepatan penerapan kurikulum merdeka,” katanya.
Sementara, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada, Vinsensius Milo mengatakan bahwa dalam mendorong pembangunan sektor pendidikan dasar dengan lebih menekankan pada literasi dasar yang melibatkan guru penggerak dan komunitas belajar di Ngada.
“Memang kami belum optimal memberikan pendampingan kepada guru penggerak,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Dumuliahi Djami memaparkan bahwa di Kota Kupang tahun 2023
memiliki aplikasi untuk guru akses perangkat pembelajaran.
“Kita punya lopo lopo pintar yang telah dibangun Pemerintah di setiap kelurahan guna membantu pendidikan bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam pendidikan sebagai dampak pandemi COVID-19,” katanya.
Meski begitu, menurut Dumul, tingkat literasi dasar yang masih ada pada siswa sekolah dasar di Kota Kupang. (Ebi)