“Pengembangan potensi daerah dalam bentuk desa binaan akan menciptakan PAD sehinnga tujuan pembangunan daerah dengan tujuan untuk kemakmuran rakyat bisa tercapai,” kata Reynhard Djoh
Kupang, MediasiNTT.Com – Sebanyak 115 desa di Provinsi Nusa Tenggara menjadi target disertakan dalam Festifal Desa Binaan Bank NTT tahun 2022 guna mendukung kemandirian ekonomi masyarakat.
Kegiatan festifal yang merupakan agenda tahun Bank NTT pada 2022 lebih difokuskan pada kreatifitas setiap desa dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Untuk memantapkan pelaksanaan festival, maka pada Kamis (10/2/2022) dilaksanakanlah rapat yang digelar panitia bersama 12 orang tim juri dari berbagai latar belakang.
Rapat yang digelar secara daring ini, dibuka Direktur Kredit Bank NTT, Paulus Stefen Messakh.
Festifal Desa Binaan Bank NTT tahun 2022 dilandasi semangat Bank NTT untuk pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa yang merupakan salah satu cara dalam penyudahi persoalan ekonomi masyarakat desa.
“Untuk itulah dipandang perlu membentuk dan mengembangkan desa binaan di wilayah desa masing-masing kota/kabupaten di NTT. Desa binaan yang dibentuk untuk mencapai kehidupan masyarakat desa ke arah yang lebih sejahtera, meningkatkan perekonomian masyarakat perdesaan, mewujudkan kemandirian masyarakat desa,” kata Reynhard Djoh selaku penanggungjawab kegiatan dalam pengantarnya saat rapat.
Dia menambahkan, kegiatan Festifal Desa Binaan Bank NTT tahun 2022 untuk membantu dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa serta mempermudah akses masyarakat desa/pengunjung dalam memperoleh informasi wilayah baik informasi potensi wilayah unggulan (Sumber daya alam dan sumber daya manusia) desa setempat.
Dengan demikian menurut dia aka melahirkan desa binaan yang memiliki kelompok usaha UMKM yang menjalankan dan mengelola usahanya hingga tumbuh dan berkembang menjadi usaha mandiri dan berprestasi sehingga dapat berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah.
“Pengembangan potensi daerah dalam bentuk desa binaan akan menciptakan PAD sehinnga tujuan pembangunan daerah dengan tujuan untuk kemakmuran rakyat bisa tercapai,” ujarnnya.
Dikatakannya, semakin besar nilai PAD suatu daerah berarti semakin besar anggaran pembangunan dan masyarakat akan semakin sejahtera.
“Hal itulah yang menjadi alasan, mengapa Bank NTT menyelenggarakan program FESTIVAL DESA BINAAN DAN PAD BANK NTT di seluruh Kantor Cabang Bank NTT,”tegas Reynhard.
Ditambahkan, peserta festival ini adalah seluruh Kantor Cabang Bank NTT kecuali Cabang Surabaya dengan masing-masing Kantor Cabang Bank NTT menyiapkan lima Calon Desa Binaan yang akan diikutkan dalam Festival Desa Binaan dan PAD Tahun 2022 dengan total peserta menjadi 115 Desa Binaan.
“Dengan demikian, maka ketika kompetisi ini dibuka, maka ke-115 desa ini diberikan waktu yang sama untuk silahkan adu kreatifitas dalam meningkatan potensi daerah baik kekayaan alam pertanian, perikanan maupun pariwisata, dan akan dinilai oleh tim juri.” tegasnya.
Adapun tujuan festival, yakni meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat desa yang Multiply Effect sehingga berdampak pada Peningkatan Asli Daerah (PAD) masing-masing Kabupaten untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah.
Dia menjelaskan kegiatan itu juga untuk menciptakan Desa Binaan yang mandiri dan berbasis digital, sentralisasi produk perbankan baik itu produk Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit, sebagai media promosi dan pemasaran produk Bank NTT serta menjadi pilot project pengembangan Desa Binaan Bank NTT dalam bidang PAD.
Tak hanya itu akan menjadi pusat informasi potensi unggulan di daerah tersebut dan adanya pemanfaatan Agen Laku Pandai di Desa Binaan serta peningkatan kanal-kanal digital lainnya.
Untuk diketahui bahwa Festival Desa Binaan Bank NTT ini diprakarsai oleh Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho.
Dalam pelaksanaannya di tahun pertama, yakni 2021, juri berhasil menjaring tiga desa terbaik dan satu desa favorit, yakni Desa Ajaobaki TTS sebagai Juara I, Desa Hadakewa Lembata sebagai juara II dan Desa Detusoko Barat, Ende sebagai juara III.
Sedangkan Kampung Adat Prai Ijing Sumba Barat sebagai desa favorit.
Juri di tahun pertama yakni DR. James Adam (ketua) dan anggotanya Handrianus Paulus Asa (Bank Indonesia), Dedy Safari (OJK), Djony Rohi (Dinas Parekraf NTT), Ir. Abraham Paul Liyanto (Ketua KADIN NTT) dan Stenly Boymau (konsultan media Bank NTT). (Rio)