“BPJS Kesehatan menjadi semakin berkembang, namun itu bukanlah suatu alasan sehingga masyarakat acuh tak acuh pada pola hidup mereka. Masyarakat juga harus tetap memperhatikan dan menjaga kesehatan diri. Kita harus paham bahwa pelayanan kesehatan sekarang sudah semakin mahal. Jadi mencegah memang lebih baik daripada mengobati,” tutur Lidia.
KUPANG MEDIASI NTT.COM – BPJS Kesehatan berupaya menghadirkan berbagai inovasi demi memudahkan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengakses layanan kesehatan maupun layanan administrasi.
Manfaat dari inovasi ini sangat dirasakan oleh Lidia (24) salah satu peserta yang ditemui sedang mengurus pengadministrasian untuk mengubah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ke klinik atau Puskesmas yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya di Kota Kupang.
Lidia adalah peserta BPJS Kesehatan pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang bekerja sebagai cleaning service di salah satu perusahaan di Kota Kupang. Ia sudah merasakan nyeri pada giginya sejak dua minggu yang lalu. Namun, karena lokasi FKTP yang cukup jauh dari tempat tinggalnya yang sekarang, maka ia tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.
“Selagi menunda pemeriksaan pada fasilitas kesehatan, saya mengobati sakit gigi saya dengan berbagai cara. Mulai dari mengonsumsi obat yang dibeli di apotek terdekat maupun berbagai rempah-rempah yang saya telusuri di internet. Semuanya saya lakukan demi meredakan sakit gigi saya yang jelas sangat mengganggu aktivitas bahkan waktu tidur saya,” jelas Lidia pada Jumat (06/09).
Tidak mempunyai waktu untuk pergi ke Kantor BPJS Kesehatan adalah salah satu alasan Lidia belum melakukan perubahan lokasi fasilitas kesehatan. Apalagi ia hanya mempunyai waktu kosong saat makan siang dan ia yakin antreannya akan banyak. Setelah Lidia menunda-nunda, akhirnya ia pun disarankan keluarganya untuk segera mengurusnya.
“Saya sempat malas untuk melakukan perubahan data fasilitas kesehatan saya. Waktu luang saya hanya saat jam makan siang, sehingga akan terasa sulit jika harus mengantri lagi. Namun, gigi saya yang awalnya tidak bengkak pun menjadi bengkak dan hal itu yang menjadi alasan akhirnya saya ada di kantor BPJS Kesehatan Cabang Kupang untuk melakukan perubahan data,” katanya.
Lidia sempat berekspektasi bahwa saat mengurus administrasi akan lama dan ribet tetapi nyatanya sangat mudah dan efisien. Lidia menjelaskan bahwa saat ia memberitahukan permasalahannya kepada satpam, ia pun langsung diarahkan dengan baik untuk segera ditindaklanjuti. Ia diarahkan oleh satpam untuk menggunakan layanan Anjungan Mandiri Jaminan Kesehatan Nasional (AMAN JKN), sehingga Lidia bisa menghemat waktu.
“Saya tidak perlu lagi mengantre. Walaupun ini pertama kali saya menggunakan layanan tersebut, syukurnya pak satpam mengarahkan saya dengan baik dan memantau saya sehingga saya tidak kebingungan. Menurut saya prosedur penggunaan layanannya mudah dipahami. Saya bisa dengan mudah mengurus perubahan FKTP saya. Itu bisa langsung selesai dalam waktu yang singkat,” jelas Lidia.
Lidia juga membagikan beberapa informasi terkait beberapa hal yang bisa diakses melalui AMAN JKN ini. Selain itu, ia menilai bahwa AMAN JKN ini sangat berguna untuk mereka yang hanya ingin mengakses beberapa layanan kesehatan sehingga tidak perlu mengantre bersama dengan peserta yang lain. Ia juga mendapati ada beberapa fitur yang ia bisa akses sendiri. Mulai mengecek status keaktifan peserta, tagihan iuran, mencari lokasi Kantor BPJS Kesehatan terdekat maupun fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan.
Dengan berbagai inovasi yang terus dikembangkan oleh BPJS Kesehatan, ia berharap agar BPJS Kesehatan bersama fasilitas kesehatan bisa terus meningkatkan kualitas layanan hingga merata ke pelosok daerah. Lidia juga sangat berharap agar masyarakat bisa terus mendukung BPJS Kesehatan dan menjaga kesehatan daripada mengobati.
“BPJS Kesehatan menjadi semakin berkembang, namun itu bukanlah suatu alasan sehingga masyarakat acuh tak acuh pada pola hidup mereka. Masyarakat juga harus tetap memperhatikan dan menjaga kesehatan diri. Kita harus paham bahwa pelayanan kesehatan sekarang sudah semakin mahal. Jadi mencegah memang lebih baik daripada mengobati,” tutur Lidia. (ta/fr/ben)