“Gejala yang saya rasakan jika hipertensi saya kambuh adalah mual dan muntah disertai dengan sakit kepala. Hal itu jelas sangat menyulitkan dan mengganggu aktivitas saya sebagai seorang pegawai BUMD. Saya juga sempat beberapa saat berhenti mengonsumsi obat karena saya sempat berpikir bahwa jika tekanan darah saya sudah stabil maka saya sudah tidak perlu lagi untuk mengonsumsi obat,” ujar Hubertus
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohor Penyakit Tidak Menular (PTM) 2011-2021, hipertensi menjadi faktor risiko utama penyebab kematian keempat dengan persentase yang cukup signifikan, yaitu 10,2 persen.
Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah berada pada angka yang lebih tinggi dari standarnya. Tekanan darah tinggi yang terjadi terus-menerus dapat membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini lama-kelamaan bisa membuat jantung membesar, merusak pembuluh darah bahkan, membuat ginjal tidak bisa bekerja dengan baik.
Inilah kondisi yang dialami oleh Hubertus Watu (45). Ia merupakan penderita hipertensi sejak empat tahun lalu dengan riwayat penyakit lambung. Namun untungnya kini ia berhasil mengelola kondisi kesehatannya berkat Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarkan oleh BPJS Kesehatan. Berkat menjadi peserta JKN, Hubertus bisa segera dirawat jalan sejak awal ia didiagnosis mengidap hipertensi, sehingga risiko ia menderita penyakit komplikasi akibat hipertensi pun menjadi lebih kecil.
“Gejala yang saya rasakan jika hipertensi saya kambuh adalah mual dan muntah disertai dengan sakit kepala. Hal itu jelas sangat menyulitkan dan mengganggu aktivitas saya sebagai seorang pegawai BUMD. Saya juga sempat beberapa saat berhenti mengonsumsi obat karena saya sempat berpikir bahwa jika tekanan darah saya sudah stabil maka saya sudah tidak perlu lagi untuk mengonsumsi obat,” ujar Hubertus, Jumat (30/08).
Hubertus mengatakan bahwa berdasarkan arahan dari dokter, jika ingin hipertensinya menurun dan stabil ia harus lebih disiplin dalam mengonsumsi obat. Di samping itu, Hubertus juga diimbau untuk rajin memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan dan mengikuti anjuran dokter untuk memperbaiki gaya hidup. Hubertus mengungkapkan bahwa selama ini ia lebih memprioritaskan pengobatan hipertensinya. Meski memiliki riwayat penyakit lambung, ia merasa cukup mampu mengelola kondisi tersebut dengan menjaga pola makan dan gaya hidup sehat.
“Selain hipertensi, saya juga mengalami masalah pada lambung saya. Namun, hal yang saya syukuri adalah penyakit ini belum sampai ke kategori penyakit akut dan masih bisa saya atasi. Sehingga, setiap saya melakukan pemeriksaan rutin yang lebih menonjol adalah penyakit hipertensi,” jelas Hubertus.
Selama ia berobat menggunakan BPJS Kesehatan tidak ada kendala yang Hubertus alami. Terkait pelayanan dari rumah sakit juga sudah terstruktur dengan baik, sehingga ia tidak perlu repot bolak-balik saat mengurus administrasi. Pengalaman rawat jalan yang ia terima selama ini, dinilainya sudah sangat baik. Mulai dari pengurusan administrasi saat awal, pemeriksaan setiap bulan maupun obat-obatan, semuanya disediakan oleh rumah sakit dengan baik.
“Saya sangat berterima kasih akan kehadiran Program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan. Mulia sekali tujuan program ini, sebab dengan adanya Program JKN, seluruh masyarakat dari kalangan manapun bisa merasakan pelayanan kesehatan yang layak. Selain itu, saya sangat mengharapkan bahwa seluruh masyarakat bisa turut mendukung dan menggunakan BPJS Kesehatan ketika ingin menerima perawatan kesehatan agar kondisi keuangan mereka juga tetap stabil,” ucap Hubertus.
Hubertus mengatakan bahwa mereka yang memiliki ekonomi tinggi sekalipun pasti akan membutuhkan BPJS Kesehatan karena kedepannya mereka tidak akan tahu penyakit apa yang akan menghampiri. Apalagi jika sejak muda tidak menerapkan pola hidup sehat, sudah pasti akan membutuhkan pengobatan yang mungkin akan membutuhkan biaya yang sanagt besar. Ia juga memberikan saran kepada anak muda untuk lebih memperhatikan kesehatan mereka.
“Saya juga mengharapkan agar pemerintah bisa lebih mengedukasi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko hipertensi, mempromosikan gaya hidup sehat, deteksi dini, menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat. Termasuk layanan diagnosis dan tata laksana serta pengobatan penyakit hipertensi agar hipertensi terkendali,” ungkap Hubertus. (Ben/FR/).