Program JKN, Jembatan Kebaikan Yang Menyelamatkan Pasien Stroke

Titin Kause (25) masih mengemban tanggung jawab merawat ayahnya yang menderita penyakit stroke.
Titin Kause (25) masih mengemban tanggung jawab merawat ayahnya yang menderita penyakit stroke.
banner 468x60

“Stroke itu menurut saya penyakit yang biayanya mahal, jadi bisa saja akan menguras tabungan siapapun. Maka dari itu saya mengurus administrasi kepesertaan JKN ayah saya ke kantor BPJS Kesehatan untuk dialihkan sebagai peserta mandiri. Kami memang sangat membutuhkan bantuan Program JKN ini untuk menjamin biaya perawatan ayah saya yang harus dioperasi pada kepalanya karena adanya pembuluh darah yang pecah,” ujar Titin.

KUPANG, MEDIASI NTT.COM- BPJS Kesehatan berperan besar bagi pasien stroke dengan menanggung biaya perawatan medis peserta JKN, mulai dari rawat inap di rumah sakit hingga obat-obatan dan rehabilitasi. Kehadiran BPJS Kesehatan memastikan pasien JKN memiliki akses ke berbagai fasilitas kesehatan, termasuk rujukan ke rumah sakit yang lebih tinggi jika diperlukan, serta mendukung layanan rehabilitasi seperti fisioterapi. Dengan dukungan BPJS Kesehatan, pasien stroke dapat memperoleh perawatan yang dibutuhkan tanpa harus terbebani secara finansial, dan juga mendapatkan edukasi serta pencegahan untuk mengurangi risiko stroke di masa depan.

Bacaan Lainnya
banner 300250

Hal ini dirasakan manfaatnya oleh Titin Kause (25), seorang ibu anak satu yang masih mengemban tanggung jawab merawat ayahnya yang menderita penyakit stroke. Saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kupang, ia sedang mengurus administrasi yaitu membayar iuran JKN yang menunggak untuk ayahnya yang membutuhkan rawat jalan di Rumah Sakit Siloam.

“Sejak dua tahun lalu, ayah saya masuk rumah sakit sebagai peserta JKN yang dikategorikan sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan didiagnosa terkena stroke. Setelah dirawat inap beberapa hari di Rumah Sakit Siloam kemudian disarankan untuk rawat jalan untuk direhabilitasi. Pertengahan Juli lalu, ayah saya masuk rumah sakit lagi, tapi kali ini saat dicek petugas fasilitas kesehatan, ternyata kepesertaan JKN-nya ternyata sudah tidak aktif. Jadi saya mau alihkan menjadi peserta JKN mandiri,” kata Titin, Selasa (06/08).

Stroke sering diderita oleh lansia karena berbagai faktor terkait penuaan dan kesehatan. Seiring bertambahnya usia, risiko stroke meningkat karena penurunan fungsi pembuluh darah, tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit jantung yang lebih umum di kalangan lansia. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan pembekuan darah atau pecahnya pembuluh darah di otak, yang mengarah pada stroke. Selain itu, lansia mungkin memiliki kondisi medis kronis yang meningkatkan risiko stroke, dan kemampuan tubuh untuk pulih setelah stroke juga sering berkurang dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu, pencegahan dan manajemen kesehatan yang baik sangat penting untuk mengurangi risiko stroke pada lansia.

Stroke itu menurut saya penyakit yang biayanya mahal, jadi bisa saja akan menguras tabungan siapapun. Maka dari itu saya mengurus administrasi kepesertaan JKN ayah saya ke kantor BPJS Kesehatan untuk dialihkan sebagai peserta mandiri. Kami memang sangat membutuhkan bantuan Program JKN ini untuk menjamin biaya perawatan ayah saya yang harus dioperasi pada kepalanya karena adanya pembuluh darah yang pecah,” ujar Titin.

Ia mengatakan bahwa ayahnya dirujuk lagi ke RS Siloam karena tidak ada dokter bedah saraf. Setelah operasi, ayahnya tidak sadarkan diri sehingga dipindahkan ke ruang ICU selama empat hari. Dengan segala yang sudah dilewati oleh Titin untuk menjaga ayahnya, ia tetap bersyukur karena kehadiran BPJS Kesehatan melalui Program JKN. Selain itu, ia juga berharap Program JKN tetap bertahan memberikan perlindungan kepastian biaya bagi pesertanya.

“Walaupun saya dan keluarga secara kaget karena dinonaktifkan sebagai PBI, tetapi kami tetap bersyukur karena penjelasan dari petugas BPJS Kesehatan yang lengkap. Petugas BPJS Kesehatan juga sudah sangat membantu dengan benar-benar memberikan berbagai solusi. Bagaimanapun juga kami tetap membutuhkan BPJS Kesehatan sebagai penunjang dalam menerima pelayanan kesehatan, sehingga kami memilih untuk dialihkan menjadi segmen mandiri. Jika tidak ada Program JKN, biaya yang harus kami tanggung tentunya akan jauh lebih berat dari iuran yang harus di bayar setiap bulannya. Oleh karena itu saya berharap BPJS Kesehatan melalui Program JKN bisa tetap ada,” ujarnya.  (ak/fr)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *