“Agar tetap bisa beraktivitas secara normal saya mengonsumsi obat dan selalu suntik insulin selama tiga kali sehari setelah makan. Rutinitas itu saya lakukan sendiri. Saya senang sekali karena berkat Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan, seluruh perawatan yang saya terima tidak ada yang mengharuskan saya mengeluarkan biaya. Semuanya sudah dibayar BPJS Kesehatan, mulai dari jasa dokter sampai dengan berbagai perlengkapan dan obat-obatan, benar-benar nol rupiah. Saya bersyukur sekali sudah menjadi peserta JKN,” ungkap Helsiana.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Di tengah meningkatnya angka penderita diabetes di Indonesia, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan hadir menjadi tumpuan pasien diebetes untuk mendapatkan akses pengobatan yang berkualitas. Terlebih BPJS Kesehatan berkomitmen untuk menyediakan layanan yang terjangkau dan berkelanjutan bagi penderitanya, meliputi akses ke berbagai jenis pengobatan, konsultasi medis, dan manajemen penyakit secara menyeluruh. Hal ini dirasakan betul oleh Helsiana Sialana (77), seorang peserta JKN yang mengidap penyakit diabetes.
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Akan tetapi, pada penderita diabetes, glukosa tersebut tidak dapat digunakan oleh tubuh. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi. Saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Helsina sedang menunggu giliran kontrol rutin untuk menangani penyakit yang dideritanya. Diabetes menjadi kondisi yang sudah dialaminya kurang lebih selama empat tahun yang lalu.
“Kondisi ini sedikit menyulitkan untuk saya, apalagi anak-anak saya sudah sibuk semua. Meski begitu, saya tetap bersyukur karena anak saya masih membiayai iuran BPJS Kesehatan saya, sehingga selama perawatan dan pengobatan yang saya terima jelas tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Paling hanya keluar biaya transportasi ketika saya pergi ke rumah sakit untuk kontrol. Walau saya berobat tanpa ditemani siapapun, saya tetap bertekad untuk selalu kontrol secara rutin demi diri saya sendiri,” ungkapnya, Selasa (06/08).
Ia juga menceritakan proses selama ia menerima pengobatan, tidak ada sedikit pun kendala yang ia alami. Selama empat tahun, ia menerima pelayanan kesehatan yang memuaskan, baik saat berobat di dokter keluarga selaku Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), sampai dengan pelayanan di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) atau rumah sakit. Seluruh alat perlengkapan pendukung kesembuhannya, mulai dari jarum suntik, suntik insulin, insulin, alat pengukur glukosa, alat sterilisasi dan pembuangan, serta kalkulator dosis, semuanya diterima Helsiana secara gratis.
“Agar tetap bisa beraktivitas secara normal saya mengonsumsi obat dan selalu suntik insulin selama tiga kali sehari setelah makan. Rutinitas itu saya lakukan sendiri. Saya senang sekali karena berkat Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan, seluruh perawatan yang saya terima tidak ada yang mengharuskan saya mengeluarkan biaya. Semuanya sudah dibayar BPJS Kesehatan, mulai dari jasa dokter sampai dengan berbagai perlengkapan dan obat-obatan, benar-benar nol rupiah. Saya bersyukur sekali sudah menjadi peserta JKN,” ungkap Helsiana.
Dengan seluruh pelayanan memuaskan yang diterima Helsiana selaku peserta Program JKN, ia menaruh harapan besar terhadap Program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan. Ia pun mendoakan agar Program JKN yang mulia ini bisa terus berjalan berkelanjutan di Indonesia. Karena itu, ia juga tak segan untuk mengajak orang-orang di sekitarnya untuk terus mendukung Program JKN.
“Manfaat Program JKN besar sekali, tidak sebanding dengan iuran yang kita keluarkan setipa bulan. Ini juga sudah dirasakan sendiri oleh saya dan beberapa keluarga terdekat saya. Oleh karena itu, mudah-mudahan Program JKN ini bisa selamanya ada. Bagi masyarakat yang sudah jadi peserta JKN, jangan lupa bayar iuran tepat waktu supaya tidak terkendala kalau butuh berobat. Sakit itu tidak ada yang tahu kapan datangnya, jadi penting bagi kita untuk selalu memastikan status kepesertaan JKN kita aktif,” kata Helsiana.” (ak/fr)