“Saya sangat bersyukur bisa menjalani perawatan di rumah sakit ini dengan sangat baik. Petugas rumah sakit disini sangat profesional merawat dan mengobati saya, apalagi setelah saya menjalani operasi, mereka sangat memperhatikan untuk pengobatan dan perawatan selama di rumah sakit hingga sembuh dan bisa pulang,” tutur Stef.
KUPANG MEDIASI, NTT.COM – Stef Joni Didok (63) merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan Narkotika Nasional (BNN). Ia pernah memiliki pengalaman luar biasa saat menggunakan JKN untuk menjalani operasi prostat di salah satu rumah sakit di Jakarta. Menurutnya, hal itu terjadi ketika ia sedang melakukan perjalanan dinas dari kantornya ke Jakarta selama beberapa waktu.
“Saya pernah menjalani operasi prostat di salah satu rumah sakit. IAwalnya selama dua hari saya susah untuk buang air kecil, kalau bisa pun itu juga keluarnya sedikit. Kemudian juga kemaluan saya itu selalu sakit serta perut juga tiba-tiba membesar. Akhirnya saya diantar teman-teman kantor ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh dokter di Unit Gawat Darurat (UGD). Setelah masuk di UGD itu dokter langsung dengan cepat menangani saya. Usai diperiksa, dokter menyampaikan kalau saya terkena sakit prostat dan harus segera dioperasi,” ungkap Stef, Selasa (30/07).
Stef juga bercerita bahwa dia sempat takut dengan operasi yang akan dijalaninya kala itu karena operasi tersebut benar-benar mendadak. Tidak pernah terlintas dalam bayangan bahwa ia harus menjalani operasi secepat itu. Salah satu ketakutan terbesar dari Stef ialah masalah biaya yang akan dikeluarkan. Pastilah jumlahnya tidak sedikit.
“Ketika dokter bilang harus segera dioperasi, itu saya benar-benar takut dan khawatir. Bukan hanya tidak siap secara mental, namun juga saya mencemaskan soal biayanya. Dari mana saya harus mencari uang untuk membayar biaya operasi yang mendadak ini? Sebenarnya gejalanya sudah saya rasakan lama, hanya saja saya yang tidak segera memeriksakannya sedari awal. Makanya waktu saya masuk UGD dan diperiksa dokter, dokter bilang ini harus langsung dioperasi karena kondisinya sudah lumayan parah,” kata Stef.
Setelah menimbang-nimbang dan berkonsultasi dengan keluarga, akhirnya Stef memutuskan untuk bersedia dioperasi. Ia berharap operasi berjalan dengan lancar dan ia bisa kembali sembuh seperti sedia kala. Keluarganya pun mendukung keputusan Stef, apalagi hal tersebut berkaitan dengan keselamatan nyawanya dan penyakit yang ia derita sudah parah.
Stef juga menyampaikan apresiasi terhadap pelayanan yang telah diberikan kepadanya. Ia juga tidak khawatir dengan biaya lagi karena sudah ditanggung oleh Program JKN. Sehingga Stef bisa fokus pada proses operasi dan penyembuhan penyakitnya saja.
“Saya sangat bersyukur bisa menjalani perawatan di rumah sakit ini dengan sangat baik. Petugas rumah sakit disini sangat profesional merawat dan mengobati saya, apalagi setelah saya menjalani operasi, mereka sangat memperhatikan untuk pengobatan dan perawatan selama di rumah sakit hingga sembuh dan bisa pulang,” tutur Stef.
Stef tidak lupa juga menambahkan apresiasi kepada BPJS Kesehatan yang telah menyelenggarakan Program JKN dan melakukan peningkatan layanan dari waktu ke waktu. Bagi Stef, Program JKN sangat membantu dirinya dan juga masyarakat. Ia merasa kalau tidak ada Program JKN ini, maka ia harus membayar biaya pengobatan dan operasinya yang pasti itu mencapai puluhan juta rupiah.
“Saya bersyukur sekali dengan adanya Program JKN yang sudah banyak membantu menanggung biaya kesehatan masyarakat Indonesia. Saya pribadi juga merasa lega. Meski saya bekerja, tapi untuk mendapatkan uang puluhan juta rupiah demi biaya operasi, tentu memberatkan saya. Makanya saya sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah menghadirkan program ini. Mudah-mudahan Program JKN bisa terus ada ke depannya,” kata Stef.