“Saya sampai saat ini masih melakukan rawat jalan untuk pemulihan keadaan saya. Sebenarnya, dokter memaparkan beberapa alasan mengenai penyebab batu ginjal ini, tetapi dari yang saya amati penyebabnya karena air minum yang saya konsumsi sehari-hari mengandung kapur yang tinggi. Untung bisa segera tertangani,” kata Felisitas.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia telah membawa dampak positif dalam pelayanan kesehatan. Melalui Program JKN, peserta memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan dasar yang meliputi pemeriksaan, diagnosis, dan perawatan awal untuk kondisi ini. Peserta JKN dapat menjalani berbagai jenis pemeriksaan seperti tes urine, tes darah untuk deteksi dan evaluasi batu ginjal, dan lain-lain sesuai dengan indikasi medis yang ditetapkan dokter.
Penjaminan Program JKN juga mencakup biaya untuk prosedur operasi yang mungkin diperlukan, seperti tindakan pembedahan untuk pengangkatan batu ginjal yang lebih besar atau kompleks. Setelah operasi, peserta JKN juga didukung untuk menjalani perawatan lanjutan seperti rawat inap, obat-obatan, dan kunjungan kontrol. Hal tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh Felisitas, seorang peserta JKN yang mengalami masalah batu ginjal.
“Sebenarnya saya sudah lama merasakan bahwa bagian perut saya sering merasakan sakit tapi selalu saya sepelekan. Ketika saya libur dan pulang ke kampung, orang tua selalu mengajak untuk check up tapi saya masih merasa bahwa ini hanya sakit perut biasa. Kemudian setelah beberapa minggu, saya kembali lagi ke Kupang dan ketika malam sebelum tidur kaki kanan saya seperti mati rasa tapi saya pikir itu hanya kram biasa, makanya dibawa tidur. Tetapi ternyata 15 menit setelah itu perut saya langsung sakit dan saya langsung info ke bapak kos dan saya langsung dilarikan ke UGD Rumah Sakit Kartini. Setelah itu dilaksanakanlah tes urine dan saya langsung dinyatakan mengidap batu ginjal,” ungkap Felisitas saat ditemui di Rumah Sakit Borromeus pada Senin (05/08).
Setelah didiagnosis, pihak rumah sakit langsung mengambill tindakan untuk pengobatan batu ginjal Felisitas dengan cara dilaser. Prosedur laser lithotripsy biasanya dilakukan dengan cara memasukkan serat optik kecil yang dilengkapi dengan laser ke dalam saluran kemih melalui uretra. Laser kemudian diarahkan ke batu ginjal yang terletak di dalam ginjal atau ureter, dan energi laser diberikan untuk memecah batu menjadi potongan kecil yang lebih mudah untuk dikeluarkan.
Felisitas mengaku setelah diambil tindakan untuk batu ginjal kirinya, ditemui lagi batu ginjal kanannya dan ia dirujuk lagi ke Rumah Sakit St Borromeus untuk diambil tindakan dengan metode yang sama yaitu laser. Ia juga berpendapat bahwa tidak ada penyebab pasti mengapa ia bisa menderita batu ginjal bahkan di kedua sisi ginjalnya. Tetapi menurutnya, hal itu disebabkan oleh kapur dari air minum yang ia konsumsi.
“Saya sampai saat ini masih melakukan rawat jalan untuk pemulihan keadaan saya. Sebenarnya, dokter memaparkan beberapa alasan mengenai penyebab batu ginjal ini, tetapi dari yang saya amati penyebabnya karena air minum yang saya konsumsi sehari-hari mengandung kapur yang tinggi. Menurut dokter, itulah membuat batu ginjal saya mulai terbentuk, sampai sudah masuk ke saluran kencing dan menyumbatnya. Untung bisa segera tertangani,” kata Felisitas.
Felisitas pun bangga terhadap adanya Program JKN melalui BPJS Kesehatan ini karena seluruh perawatannya benar-benar ditanggung tanpa biaya tambahan apapun. Ia juga mengaku ia puas dengan seluruh pelayanannya. Tak hanya itu, ia pun tak pernah diperlakukan berbeda oleh pihak rumah sakit yang menanganinya.
“Semua perawatan yang telah saya jalani dan terima di Rumah Sakit Kartini maupun Rumah Sakit Borromeus ditanggung oleh BPJS seluruhnya, bahkan dimulai dari perawatan, pemeriksaan seperti tes urin juga melalui USG, pengobatan menggunakan laser, obat-obat tambahan untuk mendukung kesembuhan saya. Selain itu, saya juga sangat puas karena pelayanan dari dokter maupun perawat sangat profesional, ramah, dan bersahabat,” ujarnya. (*/Ben)