Bupati Kupang : Saya Pulang Dari Desa Silu Bukan Karena “Diusir”

Masyarakat Desa Silu melakukan tutur adat, menyerahkan sirih pinang dan mengenakan kain tenun ikat kepada Bupati Kupang Korinus Masneno sebagai simbol persaudaraan dan permohonan maaf atas terjadinya insiden penghadangan oleh oknum warga beberapa waktu lalu. FOTO HO- Prokopim Setda Kabupaten Kupang.
Masyarakat Desa Silu melakukan tutur adat, menyerahkan sirih pinang dan mengenakan kain tenun ikat kepada Bupati Kupang Korinus Masneno sebagai simbol persaudaraan dan permohonan maaf atas terjadinya insiden penghadangan oleh oknum warga beberapa waktu lalu. FOTO HO- Prokopim Setda Kabupaten Kupang.
banner 468x60

“Kemarin saya pulang bukan karena diusir, tetapi saya pulang karena tidak ingin ada ada pertengkaran dan keributan di masyarakat. Jika ada masalah tentu bisa diselesaikan baik-baik bersama dan bisa dikoordinasikan,” ungkap Bupati Kupang Korinus Masneno

KUPANG MEDIASI NTT.COM – Bupati Kupang Korinus Masneno mengatakan dirinya memilih untuk pulang dari Desa Silu, Kecamatan Fatuleu saat akan melakukan launching dan syukuran fasilitas air bersih dan Fasilitas Listrik yang dikerjakan PLN dan CIS Timor di Desa Silu bukan karena ” diusir ” tetapi karena tidak ingin terjadinya konflik di masyarkat.

Bacaan Lainnya
banner 300250

“Kemarin saya pulang bukan karena diusir, tetapi saya pulang karena tidak ingin ada ada pertengkaran dan keributan di masyarakat. Jika ada masalah tentu bisa diselesaikan baik-baik bersama dan bisa dikoordinasikan,” ungkap Bupati Kupang Korinus Masneno saat menerima masyarakat Desa Silu di Kantor Bupati Kupang, Jumat.

Bupati Kupang Korinus Masneno seperti dalam keterangan tertulis Bagian Prokopim Setda Kabupaten Kupang yang diterima di Kupang mengatakan bahwa dirinya ingin hadir untuk berterima kasih kepada LSM dan PLN yang telah membantu masyarakat di Desa Silu sekaligus bersama-sama bersyukur untuk hadirnya fasilitas air dan listrik.

“Ini bukan proyek APBD, ini dukungan dan kepedulian pihak lain sehingga tidak salah kita bersyukur dan berterima kasih,” tegas Korinus Masneno.

Ia berharap pembangunan yang dilakukan di masyarakat tetap berjalan baik, dan semangat persaudaraan tetap menjadi bagian penting kehidupan masyarakat.

Masyarakat Desa Silu Kecamatan Fatuleu terdiri dari enam amaf menemui Bupati Kupang Korinus Masneno untuk menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya penghadangan saat akan melakukan launching dan syukuran fasilitas air bersih dan Fasilitas Listrik yang dikerjakan PLN dan CIS Timor di Desa Silu.

Sebagai wujud permohonan maaf itu enam amaf dari Desa Silu melakukan seremoni adat berupa mengenakan kain tenun ikat kepad Bupati Kupang Korinus Masneno, Jumat (5/4/2024).

Warga Desa Silu terdiri dari para orang tua, tokoh adat dan para amaf ini untuk meminta maaf kepada Bupati Kupang Korinus Masnneo atas kejadian penghadangan saat dirinya bersama rombongan akan melakukan launching dan syukuran fasilitas air dan Fasilitas Listrik yang dikerjakan oleh LSM dan PLN di Desa Silu, Rabu (3/4/2024).

Masyarakat Desa Silu mengundang Bupati Kupang Korinus Masneno untuk melaunching dan melakukan ibadah syukuran fasilitas air yang dibangun Cis Timor dan fasilitas Listrik oleh PLN yang telah menjangkau beberapa titik di Desa Silu.

Kehadiran Bupati Kupang Korinus Masneno dihadang beberapa oknum masyarakat dan meminta bupati turun dari mobil dan berdialog dengan mereka terkait rencana pengresmian kedua proyek itu.

Permintaan ini dilakukan dengan berteriak dan memasang spanduk bertuliskan penolakan launching dan syukuran, karena merasa tidak dilibatkan dalam proses pembuatan syukuran dan merasa ada fasilitas listrik maupun air bersih yang belum selesai dikerjakan.

“Bapa bupati orang tua kami, kalau kami mau buat syukur, biar kami yang mengundang bukan orang lain. Kondisi fasilitas juga belum selesai dikerjakan,” kata salah seorang masyarakat saat aksi berlangsung.

Menghindari terjadinya keributan diantara warga antara yang mengundang dan yang menolak, sehingga Bupati Kupang Korinus Masneno memilih untuk pulang dan tidak melakukan pengresmian kedua proyek itu.

“Saya pulang, tetapi Jangan ada pertengkaran, jangan ribut, persoalan yang ada bisa diselesaikan dengan baik di antara masyarakat. Tetap jaga kedamaian dan ketertiban bersama,” pesan Bupati Korinus Masneno.

Masyarakat Desa Silu yang mendatangi Kantor Bupati Kupang dengan tujuan meminta maaf atas kejadian yang terjadi melakukan tutur adat, menyerahkan sirih pinang dan mengenakan kain tenun ikat kepada Bupati Kupang Korinus Masneno sebagai simbol persaudaraan dan permohonan maaf warga Desa Silu terhadap terjadinya insiden itu.

Turut hadir dalam kehadiran masyarakat tersebut Camat Fatuleu Hendra Mooy, Kadus 5 Tuamnanu sekaligus mewakili Amaf Tob-Taeko, Agustinus Utan, Daud Tanu, Mnaes Uf atau pohon dari Amaf Kake-Tapatab, Markus Utan dari Amaf Kake-Tapatab, Osias Tob dari Amaf Tob-Taeko mewakili Amaf Kake Tapatab, Ketua BPD sekaligus mewakili Amaf Boi-Lopo Ananias Tanone menyatakan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada Bupati Kupang atas kejadian itu.

“Kami minta maaf, sebagai orang tua kami diperlakukan seperti ini. Kami merasa budaya kita adalah saling menghargai, saling menghormati satu dengan yang lain, sehingga kejadian kemarin sungguh disesalkan,” kata Ananisa Tanone.

Dirinya nyatakan berterima kasih untuk ketulusan hati pak Bupati mau hadir di tengah-tengah kami dan memberikan dukungan pembangunan. Dirinya berharap kedepannya kejadian serupa tidak terjadi lagi didesanya.

Kepala Desa Silu Michael Takel atas nama masyarakat Desa Silu, Mnaes Uf atau pohon dari Amaf Kake-Tapatab, menyatakan permohonan maaf kepada bapak Bupati Kupang karena kejadian kemarin.

Ia mengatakan tidak selayaknya Bupati dihentikan ditengah jalan, karena budaya kita sopan santun dan menghormati adalah adat istiadat kita. Kami tidak tahu kondisi ini terjadi apalagi sampai membuat pak Bupati terhalang di jalan. Kami mau undang bapak untuk hadir bersyukur bersama kami di kampung, duduk dan memperhatikan kami masyarakat.

“Kami berterima kasih atas pesan pak Bupati saat itu untuk kami menjaga keamanan dan ketertiban sehingga Desa Silu tetap aman hingga saat ini,” kata Michael Takel. (Ben)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *