BMKG Ingatkan Warga NTT Waspada Hujan Lebat Disertai Petir

banner 468x60

“Meski curah hujan tahun 2022 diprediksi sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2021, pemerintah dan masyarakat harus tetap mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi,” ujar Dwikorita.

Jakarta, MediasiNTT.Com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat di Nusa Tenggara Timur untuk mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang pada Jumat (14/1).

Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dapat terjadi di Bali, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo.

Selain itu hal serupa juga terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, dan Maluku.

Kondisi serupa juga terjadi di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Sumatra Selatan.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan akan potensi bencana hidrometeorologi pada 2022.

“Meski curah hujan tahun 2022 diprediksi sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2021, pemerintah dan masyarakat harus tetap mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi,” ujar Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan daerah yang diprediksi terjadi curah hujan bulanan di atas normal, seperti Sumatera bagian tengah hingga utara, Kalimantan bagian timur dan utara, Jawa bagian barat, sebagian Sulawesi, Nusa Tenggara bagian timur, Maluku dan Papua pada bulan Januari.

Selain itu, di sebagian Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku bagian utara, dan Papua pada bulan Februari. Sementara Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan bagian utara, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan sebagian Papua pada bulan Maret.

“Dampak negatif dan positif yang disebabkan oleh iklim harus tetap dipetakan. Kondisi curah hujan di atas normal dapat dimanfaatkan untuk kecukupan kebutuhan sumber daya air, sektor pertanian, dan sektor kehutanan,” ujar Dwikorita.

Terkait dampak negatif, kata Dwikorita, pemerintah daerah dan masyarakat harus mewaspadai, mengantisipasi dan melakukan aksi mitigasi guna menghindari dan risiko bencana hidrometeorologi.(ria/rio)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *