“Banyak orang kadang khawatir kalau pakai BPJS Kesehatan itu pelayanannya dibeda-bedakan. Tapi saya sendiri mengalami hal yang sebaliknya. Semua petugas di rumah sakit melayani dengan sopan dan cepat. Dari awal masuk hingga keluar, semua arahannya tertib dan jelas,” kata Toby Koanak
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Di tengah kesibukan dunia kerja, maka urusan kesehatan sering kali menjadi hal yang terlupakan. Karena itu, hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan menjadi jawaban bagi banyak pekerja di Indonesia. Melalui dukungan badan usaha, program ini memberikan jaminan agar setiap karyawan dapat bekerja tanpa rasa khawatir ketika sakit datang tiba-tiba.
Iklan Google AdSense
Salah satu pekerja yang merasakan manfaat besar dari program ini adalah Toby Koanak (36), seorang pekerja di Perusahaan swasta. Bagi Toby, keikutsertaan dalam program ini bukan hanya sekedar kewajiban administratif, melainkan bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Ia pun membagikan pengalamannya saat memanfaatkan Program JKN untuk keluarganya.
“Saat itu menjelang hari melahirkan istri saya sama sekali tidak khawatir akan besarnya biaya karena status kepesertaan JKN saya dan istri aktif sehingga untuk biaya layanan kesehatan sudah aman,” jelasnya.
Pengalaman tersebut menjadi bukti bagi Toby bahwa Program JKN benar-benar hadir untuk masyarakat, tidak hanya dalam situasi darurat tetapi juga untuk memberikan ketenangan batin bagi para peserta. Ia menuturkan bahwa selama ini pelayanan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berjalan lancar tanpa kendala.
“Banyak orang kadang khawatir kalau pakai BPJS Kesehatan itu pelayanannya dibeda-bedakan. Tapi saya sendiri mengalami hal yang sebaliknya. Semua petugas di rumah sakit melayani dengan sopan dan cepat. Dari awal masuk hingga keluar, semua arahannya tertib dan jelas,” katanya.
Toby mengaku bahwa dengan adanya Program JKN, biaya kesehatan keluarga berkurang secara signifikan. Sebagai kepala keluarga, ia tidak lagi harus memikirkan biaya besar ketika anak atau istrinya sakit. Semua sudah ditanggung, dan tidak ada pembatasan hari rawat inap selama sesuai dengan indikasi medis.
“Bisa dibilang ini salah satu hal yang paling menenangkan bagi saya. Kalau dulu setiap kali keluarga sakit, yang pertama saya pikirkan adalah soal biaya. Tapi sekarang saya bisa fokus merawat tanpa perlu rasa khawatir,” tambahnya.
Tidak hanya bagi dirinya, Toby melihat manfaat yang sama juga dirasakan oleh rekan-rekannya di kantor. Dengan adanya perlindungan JKN yang ditanggung oleh perusahaan, para karyawan bisa bekerja dengan tenang dan lebih produktif. Ia meyakini, rasa aman inilah yang kemudian meningkatkan semangat kerja.
“Ketika perusahaan memperhatikan kesehatan kami, otomatis kami juga ingin memberikan yang terbaik. Ini seperti timbal balik yang positif. Karyawan merasa dihargai, dan perusahaan pun diuntungkan karena produktivitas meningkat,” tuturnya.
Meski begitu, Toby tetap menyadari bahwa sistem sebesar JKN tentu masih memerlukan perkembangan berkelanjutan. Ia berharap, BPJS Kesehatan dapat terus meningkatkan layanan berbasis digital agar peserta di wilayah Indonesia bisa mendapatkan akses layanan yang lebih cepat dan mudah.
“Sekarang sudah banyak inovasi seperti antrean online yang bisa diakses melalui Mobile JKN bahkan ada fitur telehealth yang sudah mulai berjalan khususnya di wilayah NTT ini. Kalau semua bisa dioptimalkan, masyarakat pasti makin terbantu. Terutama bagi yang tinggal di daerah, akes digital bisa sangat membantu,” lanjutnya.
Toby menyampaikan rasa terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan perusahaannya yang telah menjadi perpanjangan tangan negara dalam melindungi para pekerja. Ia juga berpesan kepada masyarakat yang belum menjadi peserta JKN untuk segera mendaftar dan merasakan sendiri manfaatnya.
“Program JKN ini bukan hanya tentang berobat gratis, tapi soal ketenangan hidup jangka panjang. Kalau sudah punya jaminan kesehatan, kita bisa bekerja dengan tenang, keluarga terlindungi dan hidup pun jadi lebih pasti. Jangan tunggu sakit dulu baru sadar pentingnya BPJS Kesehatan,” tutupnya. (fr/ok/ben)
Iklan Bersponsor Google
