“Saya tidak pernah menyangka pelayanannya secepat ini, karena semua pertolongan pertama yang sudah dilakukan bisa berjalan dengan baik. Saya pikir akan menunggu lama karena rumah sakit cukup ramai. Tapi begitu pasien datang perawat langsung gerak dengan cepat untuk menangani,” tambah Mevy.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Mevy Peloedon (43) terlihat duduk menjaga anak perempuannya yang sedang menjalani perawatan medis di salah satu rumah sakit di kota Kupang, Camilla yang mengalami kejadian yang cukup mengkhawatirkan. Melalui pengalamannya tersebut, Mevy menceritakan bagaimana dirinya memperoleh layanan kesehatan untuk anaknya menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Iklan Google AdSense
“Siang itu saya ingat betul, saat saya sedang sibuk-sibuknya beraktivitas layaknya seorang ibu rumah tangga secara tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar rumah. Anak saya, Camilla yang jatuh saat bermain bersama teman-temannya,” jelas Mevy memulai ceritanya.
Begitu Mevy sampai ke depan rumahnya, ia langsung khawatir dan panik. Camilla penuh dengan darah di bagian wajahnya.
“Bibirnya pecah dan darah keluar cukup banyak. Hidung juga terlihat bengkak dan terasa sangat nyeri. Saya langsung heboh mencari pertolongan ke tetangga untuk membantu kami ke rumah sakit terdekat. Tidak sempat ke puskesmas, saya tahu ini harus ditangani dengan cepat. Saya takut akan terjadi sesuatu yang lebih parah,” lanjut Mevy.
Sesampainya di IGD, Mevy mengaku langsung dilayani dengan baik oleh petugas mereka cepat tanggap, dan Camilla langsung ditangani oleh dokter penanggungjawab.
“Waktu itu saya hanya bawa KTP milik saya. Petugas loket pun langsung proses tanpa menyulitkan. Saya benar-benar merasa diprioritaskan meski kami hanyalah peserta BPJS Kesehatan dengan hak kelas tiga,” kata Mevy.
Dokter segera melakukan pemeriksaan dan untungnya tulang hidung Camila baik-baik saja. Hanya luka di bibirnya yang perlu sedikit dijahit.
“Saya tidak pernah menyangka pelayanannya secepat ini, karena semua pertolongan pertama yang sudah dilakukan bisa berjalan dengan baik. Saya pikir akan menunggu lama karena rumah sakit cukup ramai. Tapi begitu pasien datang perawat langsung gerak dengan cepat untuk menangani,” tambah Mevy.
Semua tindakan dan layanan diberikan tanpa biaya tambahan, itu yang menjadi alasan Mevy lebih tenang menyikapi hal ini. Ia mengatakan bahwa ia tidak punya uang dalam jumlah besar saat itu. Tapi begitu tahu semua ditanggung oleh Program JKN, ia sangat bersyukur.
“Sebagai ibu rumah tangga, saya tidak punya penghasilan tetap. Saya hanya bertumpu pada pekerjaan suami. Kalau harus membayar seluruh biaya perawatan mulai dari di IGD hingga kamar rawat inap. Belum lagi biaya obat – obatan, dan seluruh tindakan yang mendukung kesembuhan Camilla bisa jadi saya harus meminjam uang kesana kemari. Tapi syukurnya, JKN sudah menanggung semua biaya itu,” lanjut Mevy.
Dalam hari ketiga selama di rawat inap, Mevy merasa sudah banyak perkembangan baik yang terjadi pada anaknya. Di tengah keadaan yang menimpanya ia tetap menyampaikan rasa syukurnya akan proses perawatan yang baik selama di rumah sakit.
“Saya terkesan dengan pelayanan di rumah sakit, karena saya hanya warga biasa yang membutuhkan layanan kesehatan dan diterima dengan sangat baik dengan seluruh tindakan yang sudah dilakukan untuk mendukung kesehatan anak saya tanpa membeda-bedakan,” ungkap Mevy.
Melalui pengalaman yang sudah dirasakan langsung oleh Mevy, ia akui bahwa menjadi bagian dari Program JKN sebenarnya bertujuan baik tidak hanya bagi dirinya, namun juga sekeluarga.
“Saya harap banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya Program JKN. Bagi saya, JKN bukan sekedar kartu tapi pelindung nyata. Di saat kami takut akan mahalnya biaya untuk berobat ke fasilitas kesehatan, program ini hadir dengan membawa rasa aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir soal biaya,” tutup Mevy. (fr/ok)
Iklan Bersponsor Google