“Yang penting mama bisa tertolong. Kami sudah memberikan seluruh keputusan ke tenaga medis. Jika memang amputasi adalah jalan terbaik, yang penting kami tidak dihantui tagihan rumah sakit karena semua sudah dijamin oleh Program JKN,” kata Mentari.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Khadijah Halim (75), warga Ende Selatan, Kabupaten Ende harus menerima kenyataan pahit setelah luka kecil di kakinya berkembang menjadi infeksi berat hingga berujung dilakukan amputasi pada Juni 2025.
Iklan Google AdSense
Sosok yang sangat sederhana dan ramah, Khadijah kini menjalani hari-harinya dengan pendampingan anak bungsunya, Mentari, yang turut menceritakan perjalanan berobat sang ibu.
“Waktu itu mama hanya bilang kakinya sakit, namun saat diperhatikan tidak nampak lukanya. Kami pikir hanya nyeri biasa. Karena keluhan terus berulang, kami coba bawa ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), dapat salep dan obat, tapi ternyata tidak ada kemajuan,” cerita Mentari.
Luka yang semula tampak sepele, berubah menjadi infeksi serius. Warna kulit kaki memerah, muncul rasa panas hebat dan nyeri luar biasa. Kondisi itu tentunya membuat keluarga panik, terlebih Khadijah pernah mengalami gejala serupa pada tahun 2023 dan sempat dinyatakan menderita selulitis. Namun, saat itu pengobatan berjalan lancar dan sembuh.
“Kali ini beda, kaki mama tiba-tiba bengkak, menghitam bahkan berdarah. Kami langsung bawa ke IGD RSUD Ende dan dirujuk ke Kupang,” tambah Mentari.
Di rumah sakit Ende, dokter menyatakan bahwa ada penyempitan pembuluh darah di kedua kaki. Keadaan sudah parah, infeksi menyebar dengan cepat. Hanya dua hari setelah masuk ke IGD, Khadijah dirujuk kembali ke RSUP Ben Mboi di Kota Kupang. Di rumah sakit tersebut dinyatakan bahwa tindakan amputasi menjadi satu-satunya pilihan medis untuk menyelamatkan nyawa.
“Saat turun dari pesawat ke Kupang, mama masih bisa jalan sendiri. Tapi sesudah itu kondisinya drop cepat sekali. Kata dokter, infeksinya sudah masuk ke aliran darah dan itu racun bagi tubuh,” jelas Mentari.
Selama di Kupang, Mentari dan kakanya mengungsi di rumah sakit. Kondisi Khadijah sangat melemah, tapi kesadarannya masih baik. Ia bisa berbicara, dan melihat dengan jelas. Proses perawatan berjalan dengan insentif sambil menunggu jadwal operasi yang akan dilakukan sore hari.
“Kalau tidak ada BPJS Kesehatan, saya tidak tahu bagaimana nasib mama. Sejak dirawat di IGD hingga dirujuk ke sini, semua biaya ditanggung. Bahkan jika dibilang kami tidak pernah membayar seperpun bahkan sejak menjadi peserta BPJS Kesehatan, karena kami masuk ke dalam segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Jelas, hal ini sangat meringankan kami,” tutur Mentari.
Sebagai anak bungsu, Mentari mengaku sangat terpukul namun tetap berusaha tegar. Ia terus mendampingi sang ibu selama di rumah sakit, mengurus administrasi, serta memantau semua proses pengobatan. Di tengah kesulitan, ia bersyukur karena tidak terbebani masalah biaya.
“Yang penting mama bisa tertolong. Kami sudah memberikan seluruh keputusan ke tenaga medis. Jika memang amputasi adalah jalan terbaik, yang penting kami tidak dihantui tagihan rumah sakit karena semua sudah dijamin oleh Program JKN,” kata Mentari.
Kini, menjelang tindakan medis besar yang akan mengubah kehidupan ibunya, Mentari berharap satu hal bahwa semoga sang ibu kuat menghadapi semua ini.
“Doa saya cuma satu, supaya mama tetap kuat dan segera pulih. Saya dan kakak siap untuk menjaga dan merawat mama sebaik mungkin,” ujarnya dengan penuh harapan.
Mentari menyebut bahwa hadirnya Program JKN menjadi tumpuan harapanbaginya dan keluarga. Meski sang ibu harus menerima kehilangan salah satu anggota tubuhnya, namun berkat Program JKN, tapi tidak kehilangan cinta dari keluarganya.
“Program JKN ini penting sekali, apalagi bagi orang tua yang sudah berumur. Bukan hanya sekedar meringankan beban keluarga tetapi juga meningkatkan harapan hidup. Saya berharap, semakin banyak yang lebih sadar akan pentingnya Jaminan Kesehatan Nasional dan menjadi peserta aktif, karena kita tidak pernah tahu kapan membutuhkannya,” tutup Mentari. (gt/fr/beny)
Iklan Bersponsor Google






