Iklan Google AdSense

Kisah Pasien Program JKN Jalani Hemodialisis Tanpa Cemas

Salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Rince Liu (57)
Salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Rince Liu (57)

“Dulu saya menganggap remeh diabetes yang saya derita. Kewajiban saya sebagai seorang guru membuat saya abai terhadap pengobatan rutin. Saya pikir semua bisa diatasi seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata saya salah, saat fungsi ginjal mulai menurun dan tubuh terasa sangat lemah, saya baru sadar pentingnya menjaga kesehatan sejak dini,” kata Rince Liu.

KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Hemodialisis atau yang lebih umum dikenal dengan cuci darah adalah terapi medis yang digunakan untuk menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring darah sehinggga menjadi lebih baik.

Bacaan Lainnya

Iklan Google AdSense

Terapi ini sangat penting bagi pasien dengan indikasi gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. Salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Rince Liu (57) merasakan sendiri betapa pentingnya terapi ini dalam kehidupannya.

Rince seorang guru asal Kabupaten Timor Tengah Selatan, telah menjalani hemodialisis secara rutin selama satu tahun terakhir. Dua kali dalam seminggu ia harus datang ke rumah sakit di Kota Kupang untuk menjalani prosedur ini. Di tengah kondisi tubuh yang melemah, Rince tetap bersyukur karena mendapatkan akses pengobatan yang memadai.

“Rasanya sedih dan tidak sanggup ketika harus mengalami berbagai dampak dari penyakit ini. Mual, muntah, kram otot, sesak napas dan tidak bisa mengonsumsi makanan apapun. Untungnya, banyak yang masih sayang dan dengan sabar merawat saya, makanya saya memilih untuk tetap semangat berobat,” lanjutnya.

Perjalanan kesehatannya bermula empat tahun lalu, saat ia pertama kali didiagnosis menderita diabetes. Namun karena kesibukan mengajar dan kurangnya perhatian terhadap kondisi kesehatannya, gejala-gejala lain mulai bermunculan. Ia mengalami penurunan fungsi ginjal secara bertahap hingga akhirnya divonis menderita gagal ginjal kronis pada tahun 2024.

“Dulu saya menganggap remeh diabetes yang saya derita. Kewajiban saya sebagai seorang guru membuat saya abai terhadap pengobatan rutin. Saya pikir semua bisa diatasi seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata saya salah, saat fungsi ginjal mulai menurun dan tubuh terasa sangat lemah, saya baru sadar pentingnya menjaga kesehatan sejak dini,” ceritanya.

Kini, Rince rutin menjalani hemodialisis di rumah sakit rujukan dengan pelayanan yang menurutnya sangat baik. Meski harus berbagi kamar dengan pasien lain, ia merasa puas dengan fasilitas dan perhatian dari tenaga kesehatan yang merawatnya.

“Di sini saya merasa nyaman. Walaupun satu kamar berisi dua orang, saya tidak keberatan karena memang sudah sesuai dengan hak kelas peserta BPJS Kesehatan. Sarana dan prasarana cukup lengkap dan menunjang proses pengobatan. Itu yang paling penting,” tambahnya.

Ia juga menyoroti perbedaan antara kenyataan pelayanan dengan stigma yang beredar di masyarakat. Menurutnya banyak orang meremehkan Program JKN karena merasa masih sehat. Padahal, saat kondisi darurat datang, pembiayaan bisa menjadi beban yang berat.

“Banyak orang yang merasa saat ini sehat dan menganggap remeh Program JKN. Namun ketika tiba-tiba sakit dan butuh pengobatan intensif seperti saya, barulah terasa betapa pentingnya perlindungan kesehatan. Biaya pengobatan untuk gagal ginjal tidaklah sedikit. Selain hemodialisa, ada juga obat-obatan tambahan dan tindakan medis lainnya yang perlu dilakukan secara rutin,” jelas Rince.

Ia bersyukur telah menjadi peserta aktif JKN sejak masih bekerja, sehingga sekarang saat membutuhkan pelayanan kesehatan Rince tidak perlu khawatir karena sudah terdaftar di program ini.

“Terima kasih BPJS Kesehatan. Saya bisa menjalani pengobatan tanpa harus memikirkan biaya. Iuran yang saya bayar dulu sekarang terasa sangat berarti. Semua proses pengobatan saya ditanggung penuh, tanpa harus keluar uang sepeserpun,” ucapnya dengan penuh haru.

Di akhir ceritanya, Rince berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya memiliki perlindungan kesehatan sejak dini. Ia juga berharap agar Program JKN  terus berlanjut dan semakin ditingkatkan kualitas pelayanannya.

“Saya hanya ingin bilang ke orang-orang di luar sana bahwa jangan tunggu sakit dulu baru peduli. Segera daftarkan diri jadi peserta BPJS Kesehatan selagi masih sehat, karena kita tidak pernah tahu kapan sakit datang. Saya sudah membuktikan sendiri manfaatnya,” tutupnya.(fr/ok/beny)

 

Iklan Bersponsor Google

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *