Iklan Google AdSense

Purwaningsih: Tidak Perlu Menunda, Kesehatan Harus Dipersiapkan Sejak Dini

“Bayangkan saja kalau harus bayar sendiri. Mulai dari biaya kamar dan obat-obatan, pemeriksaan, semua bisa sangat mahal. Tapi dengan kartu BPJS Kesehatan, saya bisa menjalani pengobatan dengan tenang, tanpa takut soal biaya,” ucap Purwaningsih.

KUPANG, MEDIASI NTT.COM – BPJS Kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan akses layanan kesehatan yang terjangkau dan menyeluruh.

Bacaan Lainnya

Iklan Google AdSense

Bagi sebagian orang, keberadaan program ini mungkin baru dirasakan saat mengalami sakit. Namun, bagi Purwaningsih (48) seorang wiraswasta, kehadiran Program JKN sudah menjadi bagian penting dalam perjalanan kesehatannya selama beberapa tahun terakhir.

Ketika ditemui di salah satu rumah sakit di Kota Kupang, Purwaningsih menceritakan perjalanannya selama menjalani proses pengobatan.

“Saya pengguna BPJS Kesehatan sejak tahun 2020 dan sudah sering memanfaatkannya untuk berobat, baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Kurang lebih empat tahun lalu saya menjalani pengobatan secara rutin, dan ini sudah kali ketiga saya dirawat inap untuk keluhan yang sama,” ungkap Purwaningsih.

Keluhan yang dialami oleh Purwaningsih berkaitan dengan gangguan pernapasan. Gejalanya cukup berat, hingga beberapa kali ia harus mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena sesak napas yang tidak tertahankan. Seperti pada pengalaman terbarunya, Purwaningsih kembali ke IGD dan segera mendapat penanganan awal dari tim medis.

“Saat itu saya langsung ditangani. Awalnya dokter menduga ada masalah pada jantung atau paru-paru, karena sesaknya cukup parah. Tapi setelah dilakukan pemeriksaan awal, termasuk rontgen, hasilnya tidak menunjukkan adanya gangguan pada kedua organ tersebut, sehingga dokter menyimpulkan bahwa keluhan sesak yang saya alami kemungkinan merupakan efek samping dari penyakit lambung yang sedang kambuh,” jelasnya.

Setelah proses pemeriksaan awal, Purwaningsih dipindahkan ke ruang rawat inap untuk menjalani observasi lebih lanjut. Selama tiga hari dirawat, ia terus dipantau oleh tim medis sambil mendapatkan pengobatan untuk mengurangi gejala yang ia alami.

“Hari ini sudah masuk hari ketiga saya dirawat. Memang belum sepenuhnya pulih, masih sedikit ngos-ngosan kalau terlalu banyak bicara. Tapi dibanding sebelumnya, saya sudah merasa jauh lebih baik. Perawatan yang saya terima sangat membantu,” tutur Purwaningsih.

Purwaningsih juga menceritakan bahwa selama ini ia sangat terbantu dengan adanya Program JKN. Ia tidak perlu memikirkan biaya berobat yang seringkali menjadi beban utama bagi masyarakat menengah ke bawah, apalagi saat kondisi kesehatan memburuk dan membutuhkan penanganan insentif.

“Bayangkan saja kalau harus bayar sendiri. Mulai dari biaya kamar dan obat-obatan, pemeriksaan, semua bisa sangat mahal. Tapi dengan kartu BPJS Kesehatan, saya bisa menjalani pengobatan dengan tenang, tanpa takut soal biaya,” ucap Purwaningsih.

Ia mengaku keputusannya lima tahun lalu untuk mendaftar sebagai peserta JKN merupakan keputusan yang ia syukuri sampai hari ini. Meski awalnya hanya sekedar ikut karena saran dari tetangga, kini Purwaningsih paham betul akan manfaat besar dari program ini.

“Menjadi peserta JKN adalah keputusan yang saya syukuri. Sudah tidak terhitung berapa kali saya ke IGD atau kontrol ke puskesmas, dan semuanya selalu ditanggung. Selama kita ikut prosedur yang benar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” katanya.

Menutup kisahnya, Purwaningsih mengajak masyarakat yang belum memiliki kepesertaan JKN untuk segera mendaftarkan diri ke program ini. Baginya, kesehatan adalah hal yang paling berharga dan Program JKN hadir sebagai pengaman ketika kondisi tidak sehat.

“Saya tidak pernah tahu kapan sakit, tapi saya bersyukur sudah jadi peserta JKN sejak dulu. Jadi ketika harus dirawat, saya tidak sibuk mengurus biaya, saya bisa fokus untuk sembuh seperti sekarang ini. Karena itu saya harap siapapun jangan menunggu sampai sakit baru ikut JKN. Kesehatan itu bukan hanya dijaga, tapi juga harus dipersiapkan,” ujar Purwaningsih. (fr/ok)

Iklan Bersponsor Google

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *