Iklan Google AdSense

Masyarakat NTT Sangat Merasakan Manfaat Aplikasi Mobile JKN

“Sempat berhenti berobat karena merasa sudah membaik. Tapi karena pekerjaan yang padat, keluhannya muncul lagi. Akhirnya saya kontrol lagi ke rumah sakit. Prosesnya cukup panjang, tapi saya bersyukur tetap ditanggung BPJS Kesehatan,”  kata Ade.

Iklan Google AdSense

KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang membutuhkan pelayanan dan pengobatan kesehatan menyebabkan sering terjadi antrean panjang di fasilitas kesehatan.

Bacaan Lainnya

Untuk mengatasi hal tersebut, BPJS Kesehatan menghadirkan fitur antrean online melalui Aplikasi Mobile JKN.

Inovasi ini memungkinkan peserta mengambil antrean dari mana saja, menyesuaikan tanggal kunjungan, serta memantau nomor antrean secara real time. Manfaat tersebut dirasakan langsung oleh Ade (27), seorang perawat di salah satu rumah sakit di Kota Kupang yang juga adalah peserta JKN aktif.

“Saya mulai pakai Aplikasi Mobile JKN sekitar empat tahun lalu. Awalnya karena disarankan pihak rumah sakit saat pertama kali berobat. Dari situ saya jadi tahu kalau semua bisa diakses secara digital, termasuk antrean karena jauh lebih praktis,” tutur Ade.

Ade mengalami saraf terjepit sejak tahun 2019. Keluhannya saat itu cukup berat, nyeri di pinggang yang menjalar ke kaki kanan, sulit untuk duduk, dan jika sudah duduk, berdiri pun jadi tantangan. Ia menjalani kontrol dan rawat inap berulang kali sebelum akhirnya pindah ke salah satu rumah sakit yang lebih dekat dengan kantornya.

“Sempat berhenti berobat karena merasa sudah membaik. Tapi karena pekerjaan yang padat, keluhannya muncul lagi. Akhirnya saya kontrol lagi ke rumah sakit. Prosesnya cukup panjang, tapi saya bersyukur tetap ditanggung BPJS Kesehatan,” lanjut Ade.

Saat kembali menjalani kontrol poli saraf, Ade mulai rutin menggunakan fitur antrean online. Sebagai seorang tenaga kesehatan yang juga memiliki aktivitas padat, efisiensi waktu tentunya menjadi kebutuhan utama. Fitur ini menurutnya sangat membantu, terutama dalam kondisi saat fisik tidak dalam keadaan prima. Ia tidak perlu datang sejak subuh hanya untuk mengambil nomor antrean, dan tidak harus duduk terlalu lama menunggu giliran.

“Saya tipe orang yang cukup malas kalau harus menunggu terlalu lama. Apalagi kalau dalam sehari harus ke beberapa tempat. Jadi waktu tahu ada antrean online, saya langsung memanfaatkannya. Nomor antreannya bisa saya pantau, jadi bisa atur waktu datang. Dapat nomor berapa pun tidak masalah,” kata Ade.

Sebagai seorang perawat, Ade juga melihat manfaat antrean online dari sistem kerja di fasilitas kesehatan. Baginya, fitur ini bukan hanya mempermudah pasien, tetapi juga membantu tenaga kesehatan seperti dirinya dalam mengatur ritme pelayanan.

“Pasien yang datang sudah sesuai nomor antreannya, jadi tidak ada penumpukan berlebihan di ruang tunggu. Petugas kesehatan pun bisa lebih fokus dan tidak terburu-buru saat menangani pasien,” tambah Ade.

Dari sisi pembiayaan, Ade mengakui bahwa keberadaan BPJS Kesehatan memberi rasa aman. Ia tahu betul bagaimana rasanya sakit tapi tidak punya cukup uang untuk berobat.

“Kita nggak tahu kapan kita jatuh sakit, berapa besar biaya yang dibutuhkan. Kalau kondisi mendesak dan belum ada uang, ya pasti bingung harus mencari pinjaman ke mana. Makanya saya merasa jauh lebih tenang dengan rutin bayar iuran setiap bulan. Kalau hanya sekedar membeli obat mungkin masih sanggup, tapi kalau harus menanggung biaya rawat inap, layanan tenaga medis dan berbagai tindakan penunjang lainnya, tentu biayanya akan jauh lebih besar,” jelas Ade.

Bagi Ade, pelayanan di fasilitas kesehatan tempat ia berobat, sangat memuaskan. Inovasi digital seperti antrean online membuat layanan semakin mudah dan cepat.

“Program JKN sudah sangat berkembang. Teknologinya pun semakin memudahkan. Semoga masyarakat semakin sadar dan tidak gengsi pakai BPJS Kesehatan, apalagi sekarang semuanya serba digital. Kesehatan itu penting, dan antrean online adalah salah satu bukti bahwa BPJS Kesehatan terus berkembang meningkatkan pelayanan demi kenyamanan masyarakat, tinggal bagaimana kita mau memanfaatkannya,” tutup Ade. (fr/ok/beny)

Iklan Bersponsor Google

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *