“Kami merasa lebih tenang di masa tua. Beban biaya berobat yang tadinya terasa berat sekarang bisa kami atasi. Kami cukup mengikuti prosedur, dan semua ditanggung,” tutur Yuliana.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Masa tua menjadi waktu yang sangat berharga untuk mencapai suatu kebahagian yang selalu didambakan setiap keluarga.
Iklan Google AdSense
Hal itu juga dirasakan Yuliana Nubatonis dan suaminya Nimbrod.
Di usia senjanya, Yuliana Nubatonis (70) harus berjibaku dengan penyakit jantung yang kerap menghantui lanjut usia.
Peserta aktif BPJS Kesehatan ini rutin menjalani kontrol di poli jantung rumah sakit setempat, selalu ditemani sang suami, Nimrod, yang juga tercatat sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Sudah empat tahun saya rutin berobat di rumah sakit ini. Saat pertama kali datang, poli jantung belum tersedia, jadi saya sempat ditangani di poli penyakit dalam. Tapi sekarang saya bisa langsung konsultasi dengan dokter spesialis jantung, dan saya merasa ada banyak perkembangan yang baik dalam kondisi saya. Walaupun dalam perjalanannya saya sempat tiga kali di rawat inap karena kondisi tubuh menurun, Puji Tuhan saya bisa melewatinya,” ujar Yuliana dengan penuh syukur.
Yuliana mengenang saat pertama kali memutuskan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Ia mengalami nyeri pada dada kirinya, baik di bagian depan maupun belakang, yang muncul hilang secara berkala.
Berkat kepesertaan JKN yang dimiliki, Yuliana segera mendatangi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar, yakni Puskesmas Alak.
Setelah dilakukan pemeriksaan awal, ia mendapatkan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
“Prosedurnya cukup sederhana dan memudahkan peserta. Awalnya saya kira akan rumit, tetapi ternyata semua berjalan lancar. Walaupun saya harus rutin mengambil rujukan setiap tiga bulan sekali, menurut saya itu adalah prosedur dasar yang sangat bisa dimaklumi,” lanjut Yuliana.
Tidak hanya dirinya, suaminya pun turut memanfaatkan Program JKN secara aktif. Nimrod, yang mengidap diabetes kering, juga memerlukan pengobatan rutin. Pasangan lansia ini benar-benar merasakan manfaat dari iuran BPJS Kesehatan yang dipotong otomatis dari dana pensiun mereka.
“Kami merasa lebih tenang di masa tua. Beban biaya berobat yang tadinya terasa berat sekarang bisa kami atasi. Kami cukup mengikuti prosedur, dan semua ditanggung,” tutur Yuliana.
Selain menjalani pengobatan, Yuliana dan Nimrod juga mulai memperbaiki gaya hidup. Mereka berkomitmen untuk memperbanyak konsumsi sayuran, mengurangi makanan cepat saji, dan memilih makanan lokal yang lebih sehat.
“Kami sadar, pencegahan penyakit tidak cukup hanya mengandalkan obat-obatan. Gaya hidup sehari-hari sangat penting, maka kami mulai dengan hal-hal sederhana yang bisa kami kontrol sendiri. Kami mulai lebih sering berjalan kaki di sekitar rumah untuk menjaga kebugaran, sekaligus sebagai cara untuk tetap aktif sambil menikmati waktu bersama,” jelas Yuliana.
Selama menjadi pasien, keduanya mengaku tidak pernah mengalami kendala berarti, baik dari segi administrasi, pelayanan medis, maupun proses rujukan. Mereka bahkan terbantu dengan pelayanan dan arahan dari petugas sehingga mereka tidak kebingungan akan alur berobat. Dengan pelayanan yang baik, pasangan lansia ini juga mendorong masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi untuk ikut serta dalam program ini.
“Dari segi pelayanan kami akui bahwa petugas melayani dengan ramah dan baik, tanpa membeda-bedakan. Begitu juga dengan iuran, menurut saya BPJS Kesehatan sangat terjangkau, bahkan untuk kalangan berpenghasilan rendah. Program ini memang dirancang pemerintah untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Untuk itu, sebagai masyarakat kita juga harus mendukung Program JKN dengan terlibat menjadi peserta, jangan tunggu sakit dulu baru mendaftar. Kalau sudah sakit, baru terasa betapa pentingnya jaminan kesehatan seperti ini,” tutup Yuliana. (fr/ok/beny)
Iklan Bersponsor Google






