“Berbekal surat rujukan dan mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan rasa sakit sementara, kami pun berangkat ke Kupang. Saat ini kami sedang mengantre untuk menerima pelayanan di Rumah Sakit Leona tentunya dilengkapi dengan ruang tunggu yang nyaman. Walaupun ada banyak pasien yang mengantre, tapi karena ruangannya nyaman, jadi hal ini tidak mengganggu,” kata Yuliana
KUPANG MEDIASI NTT.COM – Batu empedu adalah salah satu penyakit yang sering dialami oleh berbagai usia yang dipengaruhi oleh endapan cairan pencernaan yang mengeras, yang dapat terbentuk pada kantung empedu.
Penyakit inilah yang dialami oleh Emerinciana (61) seorang peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) asal Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Anak Emerinciana yang bernama Yuliana, mengatakan bahwa ibunya sempat mengalami sakit di bagian dada, namun dibiarkan karena mengira akan hilang sendiri.
“Namun ternyata rasa sakit justru semakin menjalar ke pinggang bahkan bahu. Karena tidak kuat menahan rasa sakit makanya kami langsung bergegas ke IGD salah satu rumah sakit di Malaka. Untungnya meski sudah pensiun, mama saya masih terdaftar sebagai peserta JKN aktif,” tutur Yuliana pada Kamis (13/03).
Emerinciana didiagnosa mengalami batu empedu dan disarankan menjalani rawat inap selama tiga hari. Namun, karena keterbatasan sarana dan prasarana di rumah sakit setempat, dokter memutuskan untuk merujuknya ke Rumah Sakit Leona di Kota Kupang agar mendapatkan penanganan yang lebih optimal.
“Berbekal surat rujukan dan mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan rasa sakit sementara, kami pun berangkat ke Kupang. Saat ini kami sedang mengantre untuk menerima pelayanan di Rumah Sakit Leona tentunya dilengkapi dengan ruang tunggu yang nyaman. Walaupun ada banyak pasien yang mengantre, tapi karena ruangannya nyaman, jadi hal ini tidak mengganggu,” kata Yuliana
Yuliana mengaku sejauh ini ia selalu puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan yang ia terima, baik saat di Malaka maupun di Kupang. Proses administrasi juga sangat mudah, Yuliana cukup menunjukkan KTP untuk berobat. Di samping itu, ia juga tak diminta fotokopi berkas-berkas apapun, juga tidak sepeserpun ditarik biaya tambahan.
“Pelayanan yang kami terima pun semuanya kami rasakan dengan tulus. Dokter yang menjelaskan dengan runtut sehingga kami pun bisa mengerti kondisi mama. Selain itu juga perawat di sini melayani dan merawat kami dengan sangat baik,” ungkap Yuliana.
Yuliana menyadari, seiring bertambahnya usia ibunya, ia harus lebih paham akan alur pelayanan BPJS Kesehatan untuk menghindari kendala yang dapat menghambat proses pengobatan ibunya. Satu hal yang Yuliana sadari adalah penting menjadi peserta JKN selagi sehat untuk mengantisipasi biaya pelayanan kesehatan yang tidak terduga.
“Umur mama yang sudah mulai bertambah pasti akan lebih rentan untuk terkena penyakit, saat inilah saya rasa Program JKN berperan sangat besar dan karenanya saya menjadi lebih paham mengenai alur penggunaan BPJS Kesehatan. Ada banyak masyarakat yang memanfaatkan BPJS Kesehatan sebagai jaminan berobatnya. Namun saya sadari juga bahwa masih banyak masyarakat lainnya yang menganggap remeh program ini, sehingga saat sakit mereka bingung keliling mencari pinjaman demi biaya berobat. Padahal ada BPJS Kesehatan. Mudah-mudahan ke depannya, masyarakat bisa kian sadar untuk memahami prosedur berobat pakai BPJS Kesehatan,” tutur Yuliana. (ok/fr/beny)