“Jangan tunggu sakit dulu baru daftar jadi peserta JKN. Repot nanti kalau sudah sakit baru mengurusnya. Kalau sudah ada JKN, kita tidak perlu mengeluarkan biaya berobat, yang penting semuanya sesuai dengan prosedur sudah pasti pengobatannya dijamin,”kata Dominggus
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan benar-benar sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah menjadi salah satu pilar penting dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Dominggus (51), salah satu masyarakat yang memanfaatkan program JKN mengaku sangat merasakan manfaat BPJS Kesehatan dalam pelayanan kesehatan.
Ditemani oleh istrinya Agustina, Dominggus sedang mengantre untuk menunggu giliran kontrol ketika menceritakan pengalamannya memanfaatkan JKN.
“Saya pernah pakai JKN untuk menjamin biaya pengobatan saraf kejepit dan pengobatan jantung,” kata Dominggus, Jumat (28/02/2025) lalu.
Dominggus mengaku pada 2016 yang lalu, secara tiba-tiba ketika bangun tidur merasa tangan sebelah kirinya mati rasa. Ia sempat menduga kalau hal itu hanya kram biasa, namun kondisi itu terus berlanjut dua hari berikutnya dan ia pun memutuskan untuk berobat ke Puskesmas.
“Saya ditangani dengan baik saat itu di Puskesmas Pasir Panjang namun karena kasus yang cukup serius saya pun dirujuk ke rumah sakit. Di sana saya dianjurkan untuk rawat inap. Beberapa hari kemudian, saya dirujuk lagi ke Surabaya untuk pemasangan pen. Saat itu yang perlu saya dan istri lakukan hanya berdoa, mempercayakan dan mendengar anjuran dokter, dan juga fokus pada operasi serta masa pemulihan yang saya jalani,” ujar Dominggus.
Kurang lebih setahun berobat, Dominggus merasakan perubahan yang lebih baik pada tangannya. Namun di tahun 2024 Dominggus kembali berurusan dengan masalah kesehatannya. Saat itu ia sedang bekerja dan serangan jantung yang mendadak datang membuatnya langsung dilarikan ke IGD. Untungnya saat itu dengan tindakan yang cepat dan tepat, nyawanya masih bisa terselamatkan.
“Dokter bilang kalau terlambat sebentar saja bisa ada kerusakan pada jantung. Kalau diingat-ingat saat itu rasanya sesak napas, lemas, keringat dingin dan juga nyeri dada. Sempat terlintas bahwa mungkin tidak lagi tertolong namun ternyata hasilnya baik. Setelah itu saya pun menjalani operasi pemasangan ring jantung sebagai pengobatan darurat,” tutur Dominggus.
Saat ini Dominggus merasa keadaannya sudah cukup membaik untuk penyakit jantung dan juga sarafnya. Ia sudah bisa beraktivitas secara normal dan sedang menjalani kontrol rutin. Sudah kurang lebih empat tahun ia menjalani rawat jalan.
Menurutnya, seluruh prasarana baik yang di ruang tunggu maupun di rawat inap sudah sesuai standarnya.
“Selama berobat pakai BPJS Kesehatan pun tidak ada kendala, semuanya berjalan dengan baik. Kalau mengalami sakit ringan dan tidak punya BPJS Kesehatan ya mungkin biaya berobatnya tidak jadi beban untuk sebagian orang. Kalau sakit berat dan tidak menjadi peserta JKN itu yang menurut saya menjadi sebuah masalah besar. Karena penyakit berat jelas membutuhkan perawatan berkelanjutan. Karena itu jangan tunggu sakit dulu baru daftar jadi peserta JKN. Repot nanti kalau sudah sakit baru mengurusnya. Kalau sudah ada JKN, kita tidak perlu mengeluarkan biaya berobat, yang penting semuanya sesuai dengan prosedur sudah pasti pengobatannya dijamin,” tuturnya. (fr/ok/beny)