“Kalau tidak pakai BPJS Kesehatan pasti saya sudah habis banyak. Bisa jadi seluruh tabungan kami yang sudah disiapkan untuk masa depan anak-anak kami harus kami alokasikan untuk pembayaran biaya rumah sakit. Karena itu, seluruh masyarakat harus tahu bahwa Program JKN ini tanpa disadari mengurangi angka kemiskinan. Karena kalau bisa dibilang kita hanya perlu membayar iuran setiap bulannya, yang bahkan bisa kita pilih sesuai dengan kemampuan ekonomi kita, sisanya dari itu kita bisa menerima pelayanan kesehatan yang kita perlukan,” ujar Marlin.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Kalium termasuk salah satu elektrolit yang merupakan mineral penting bagi tubuh. Saat tubuh kekurangan kalium akan terjadi beberapa gejala, seperti konstipasi, jantung berdebar, tubuh terasa lemas, otot melemah, kejang otot, kesemutan dan mati rasa.
Hal ini dialami oleh Marlin Henuk (36). Marlin terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan yang menjadi tanggungan dari suaminya, Charles, yang adalah seorang POLRI.
“Beberapa hari yang lalu saya dirawat melalui IGD, tubuh saya terlalu lemas makanya saya sampai pingsan. Sudah rutin mengonsumsi obat, namun pola makan yang belum benar sepertinya jadi penyebab saya sakit ini. Saya terlalu sibuk mengurus anak saya di rumah, belum lagi beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, akhirnysa saya lupa makan,” jelas Marlin, Kamis (13/02).
Karena sudah berulang kali di rawat di rumah sakit, Marlin dan suaminya pun mulai merasakan betapa pentingnya terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Apalagi setelah selesai rawat inap ada berbagai kebutuhan dan pengeluaran yang harus dipikirkan.
“Sebenarnya dalam hidup berumah tangga sangat banyak kebutuhan yang harus dipenuhi belum lagi saat kita membutuhkan pelayanan kesehatan. Namun untungnya sudah ada Program JKN sejak tahun 2014. Menurut saya pelaksanaan program ini sudah sangat baik dibandingkan pada awal-awal berjalan,” ujar Marlin.
Merlin juga menjelaskan bahwa tidak hanya berobat saat sakit, untuk melahirkan pun Marlin juga memanfaatkan haknya sebagai peserta BPJS Kesehatan. Ia menuturkan, sudah empat kali ia melahirkan di rumah sakit yang sama dan selalu menggunakan Program JKN.
“Seluruh biaya selama melahirkan semuanya ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan. Tidak ada batasan ketika berobat, selama semuanya sudah sesuai prosedur maka tidak perlu khawatir akan biaya pelayanan kesehatannya. Yang penting kita yakin kalau status kepesertaan JKN kita aktif,” ucap Marlin.
Menurut Marlin, sejauh ini ia puas dengan fasilitas di rumah sakit. Kamarnya diperuntukkan bagi dua pasien JKN dengan dua tempat tidur. Menurutnya, kondisi ruang rawat inapnya pun rapi, bersih, dan nyaman. Selama mengakses layanan di rumah sakit pun Marlin selalu dilayani dengan baik oleh dokter maupun perawatnya. Baik Marlin maupun Charles menyadari akan pentingnya BPJS Kesehatan, karena mereka tahu biaya rawat inap semalam itu bisa mencapai jutaan rupiah.
“Kalau tidak pakai BPJS Kesehatan pasti saya sudah habis banyak. Bisa jadi seluruh tabungan kami yang sudah disiapkan untuk masa depan anak-anak kami harus kami alokasikan untuk pembayaran biaya rumah sakit. Karena itu, seluruh masyarakat harus tahu bahwa Program JKN ini tanpa disadari mengurangi angka kemiskinan. Karena kalau bisa dibilang kita hanya perlu membayar iuran setiap bulannya, yang bahkan bisa kita pilih sesuai dengan kemampuan ekonomi kita, sisanya dari itu kita bisa menerima pelayanan kesehatan yang kita perlukan,” ujar Marlin. (ak/fr/beny)