“Kami Pemerintah tentu akan membantu, apalagi saat ini saya juga sudah merencanakan untuk dalam satu tahun itu kita hanya focus pada beberapa tempat saja yang kita bantu agar bantuan yang diberikan maksimal. Tahun berikutnya baru kita bantu di tempat lain lagi”, tegas Yosef Lede.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Jemaat Sonaf Neka Huilelot, Desa Huilelot, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Minggu (27/4) mengelar ibadah syukuran “HOPONG NGAE” atau sykuran hasil panen yang pertama dihadiri Bupati Kupang, Yosef Lede.
“HOPONG NGAE” merupakan tradisi dilakukan warga Desa Huilelot sebagai bagian budaya asli Semau Helong yang bila diartikan secara harafiah berarti makan pertama atau makan baru.
Bupati Kupang, Yosef Lede mengatakan tradisi HOPONG NGAE yang dilaksanakan di berbagai daerah di Kabupaten Kupang membuktikan bahwa Masyarakat Kabupaten Kupang adalah Masyarakat yang tau bersyukur kepada sang maha kuasa, atas berkat yang diberikan melalui hasil panen yang mereka dapatkan.
Ia mengatakan ucapan syukur juga harus diiringi dengan doa dan kerja keras dari semua warga Jemaat Sonaf Neka, terkait dengan kegiatan Pembangunan Gedung Gereja baru yang harus diselesaikan dengan cepat dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kupang.
“Masyarakat Kabupaten Kupang adalah Masyarakat tau berterimakasih, terbukti dengan dilaksanakannya kegiatan HOPONG NGAE kali ini. Pada intinya bahwa Masyarakat Kabupaten Kupang mau bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan dengan meyakini bahwa apa yang mereka tanam, Tuhan yang menumbuhkan dan merawat hingga mereka tuai,” kata Yosef Lede.
Yosef Lede mengajak seluruh jemaat setempat harus mampu mengerjakan gedung gereja yang baru dalam waktu satu tahun.
“Kami Pemerintah tentu akan membantu, apalagi saat ini saya juga sudah merencanakan untuk dalam satu tahun itu kita hanya focus pada beberapa tempat saja yang kita bantu agar bantuan yang diberikan maksimal. Tahun berikutnya baru kita bantu di tempat lain lagi”, tegas Yosef Lede.
Ketua Majelis Klasis Semau, Pendeta Doni Banik mengatakan, tradisi dalam masyarakat termasuk HOPONG NGAE yang dilaksanakan secara terus menurus, menandakan bahwa ada campur tangan Tuhan yang mau agar tradisi yang dilaksanakan bisa menjadi sarana pemersatu bagi jemaat.
Pendeta Banik meminta agar jemaat memaknai bahwa tradisi HOPONG NGAE sebagai alat Tuhan untuk mempresatukan jemaat, dengan tidak melupakan sesama.
“Banyak kekayaan nilai dari tadisi HOPONG NGAE yang bisa diambil jemaat untuk menumbuhkan iman jemaat dan mengembangkannya dengan selalu meperhatikan sesama agar iman semakin bertumbuh”, ujar Pendeta Banik.
Turut hadir dalam ibadah tersebut, dua orang anggota DPRD Kabupaten Kupang masing – masing, Yohanis Munah dan Absalom Buy, beberapa pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Kupang, pimpinan Bank NTT Oelamasi, dan warga jemaat setempat. (Beny)