“Kabupaten Kupang memiliki potensi dan sumber daya yang besar namun belum dimaksimalkan, sebagian besar warga Kabupaten Kupang adalah warga GMIT yang masih hidup dalam keterbatasan, dan itu adalah pekerjaan berat dan tantangan bagi GMIT dan Pemerintah Kabupaten Kupang untuk mengatasinya,” kata Ketua Majelis Sinode GMIT Pendeta Samuel Pandie.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba meresmikan gedung Gereja GMIT Lidamanu Batubao, Klasis Kupang Barat, di Desa Tesabela, Kecamatan Kupang Barat, Sabtu.
Iklan Google AdSense
Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba mengatakan, dewasa ini Gereja dituntut untuk mampu berinteraksi dengan realitas sosial yang terjadi. Gereja bersama jemaat ditegaskan Alexon Lumba, harus memiliki kepekaan dan peduli pada isu kemiskinan ekstrim, isu stunting, isu pendidikan, serta juga harus peduli dengan isi transformasi digital yang dihadapai masa sekarang.
“Gereja saat ini bukan hanya berbenah soal fisik gedung saja, tetapi lebih dari itu Gereja harus bisa berbenah dalam hal partisipasi dan kontribusi dalam merubah kapasitas dan kualitas jemaat,” kata Alexon Lumba.
Ia mengatakan selain sebagai tempat pemberitaan firman, Gereja harus mengambil peran sebagai media hadirnya perubahan dalam jemaat.
“Saya setuju dengan yang dikatakan Ketua Sinode didalam Suara Gembalanya di khotbah tadi, sudah saatnya dipikirkan bagaimana kalau Gereja bisa mencetak Dokternya sendiri, dan tenaga-tenaga ahli lainnya sendiri, sehingga suatu saat nanti kita tidak perlu mendatangkan tenaga-tenaga dari luar, tetapi sudah kita miliki sendiri. Saya yakin anak-anak kita mampu, hanya kurang mendapat kesempatan”, ujar Alexon Lumba.
Alexon Lumba menambahkan, peresmian gedung tersebut juga membuktikan bahawa Jemaat Lindamanu Batubao adalah jemaat yang mandiri, sehingga patut untuk disyukuri.
Jemaat Lindamanu Batubao menurut Alexon Lumba, harus berbangga dengan pencapaian tersebut, dan ia berharap motivasi dan spirit keberhasilan membangun gedung Gereja, bisa diimplementasikan dalam berbagai dimensi pembangunan di Desa Tesabela.
Ketua Majelis Sinode GMIT Pendeta Samuel Pandie dalam suara gembalanya saat berkhotbah mengatakan, sudah saatnya jemaat GMIT tidak hanya bersaksi dan bersekutu dengan kata-kata, tetapi harus mampu bertindak secara nyata memperbaiki iman dan kehidupan jemaat.
Menurut dia Kabupaten Kupang memiliki potensi dan sumber daya yang besar namun hal tersebut belum dimaksimalkan, sehingga masyarakat Kabupaten Kupang yang sebagian besar adalah warga GMIT masih hidup dalam keterbatasan, dan itu adalah pekerjaan berat dan tantangan bagi GMIT dan Pemerintah Kabupaten Kupang untuk mengatasinya.
Dikatakannya Gedung Gereja Lindamanu Batubao yang indah sudah diresmikan dan dithabiskan, sekarang saatnya seluruh warga jemaat Lindamanu Batubao merencanakan pembangunan iman dan kehidupan jemaat menjadi lebih baik lagi.
Setelah acara peresmian dan penthabisan Gedung Gereja Lindamanu Batubao, dilanjutkan dengan peluncuran buku Sejarah Jemaat Lindamanu Batubao, yang adalah jemaat tertua di Klasis Kupang Barat, yang disusun oleh tim dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, yang dikoordinir oleh Pendeta Arli De – Haan.
Turut hadir dalam peresmian dan penthabisan gedung Gereja Lidnamanu Batubao, Bupati Kupang terpilih, Yosef Lede, Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kupang, Sorta Lumba – Turnip, Plt.Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang, Marthen Rahakbauw, Plt.Asisten I Sekda Kabupaten Kupang, Piter Sabneno, Asisten II Sekda Kabupaten Kupang, Mesak Elfeto, Asisten III Sekda Kabupaten Kupang, Novita Foenay,.
Selain itu juga hadir para Pendeta se- Klasis Kupang Barat, termasuk Ketua Majelis Jemaat Lindamanu Batubao, Pendeta Maryanti Umbu Zogara, beberapa pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Kupang, Camat Kupang Barat, Yusak Ulin, Kepala Desa Tesabela, Matheos Dafa, serta warga jemaat setempat. (ben)
Iklan Bersponsor Google