Berobat Pakai JKN, Layanannya Memuaskan Dan Tak Terbebani Biaya

Dortia (54), salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berdomisili di Oesapa
Dortia (54), salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berdomisili di Oesapa

“Hipertensi juga menjadi hal yang harus saya perhatikan, walaupun masih bisa dikontrol tetapi sekalinya kambuh maka hal ini juga semakin menambah beban bagi saya. Kalau hipertensi, yang saya rasakan selama ini gejalanya hampir mirip dengan penyakit asam lambung saya,” ungkap Dortia.

KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Kesehatan diri adalah tanggung jawab dari diri kita sendiri maka dengan menjaga kesehatan sejak dini, bisa menjadi investasi bagi kita di masa yang akan datang. Jika sudah sakit, maka barulah terasa betapa pentingnya menjaga kesehatan. Inilah yang dirasakan oleh Dortia (54), salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berdomisili di Oesapa. Ia sudah sering di rawat inap di rumah sakit dengan keluhan yang sama.

Bacaan Lainnya

“Saat ke rumah sakit, saya langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) karena nyeri pada asam lambung saya yang sudah menahun, jadi perlu ditangani dengan cepat. Karena untuk bernapas pun saya sampai kesulitan dan makin merasakan nyeri yang menikam. Memang dulu waktu muda, saya lebih sering untuk mengonsumsi makanan pedas dan berminyak karena saya pribadi sangat suka makanan seperti itu yang dilengkapi dengan rasa asin dan asam. Namun, yang bisa saya lakukan sekarang ini adalah dengan memperbaiki pola hidup saya walaupun sudah terbilang terlambat,” ujar Dortia, Jumat (01/11).

Tidak hanya asam lambung, Hipertensi juga menjadi permasalahan pada tubuh Dortia. Jika penyakit hipertensi ini tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan komplikasi serius seperti penyakit jantung atau stroke. Untungnya, Dortia bisa rutin memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter dengan memanfaatkan haknya sebagai peserta JKN.

“Hipertensi juga menjadi hal yang harus saya perhatikan, walaupun masih bisa dikontrol tetapi sekalinya kambuh maka hal ini juga semakin menambah beban bagi saya. Kalau hipertensi, yang saya rasakan selama ini gejalanya hampir mirip dengan penyakit asam lambung saya,” ungkap Dortia.

Sepanjang berobat dengan menggunakan JKN, Dortia merasa sudah puas dengan seluruh pelayanannya. Dokter maupun perawat yang membantunya selama ia sakit itak pernah memberikan pelayanan yang berbeda. Menurutnya, bahkan sekarang proses berobat menggunakan layanan JKN semakin praktis.

“Pelayanan yang saya terima dari rumah sakit pun tidak lagi menjadi hal yang baru bagi saya. Prosedurnya juga tidak seribet yang diberitakan orang lain di luar sana dan sudah sesuai dengan alurnya. Untuk berobat sekarang saya cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tercantum Kartu Tanda Penduduk (KTP) saya ketika berobat. Begitu juga dengan sarana dan prasarananya pun juga sudah memuaskan, sesuai dengan hak kelas rawat inap kami,” ungkap Dortia.

Dortia juga menjelaskan bahwa tidak hanya dirinya, tetapi keluarganya juga ditanggung penuh dengan bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu, ketika salah satu dari keluarga mereka membutuhkan pelayanan kesehatan mereka tidak terbebani memikirkan soal biayanya.

“Kami sekeluarga bersyukur akan bantuan Pemerintah Kota Kupang karena sudah menjamin akses pelayanan kesehatan lewat JKN, jadi kami bisa fokus ke masa-masa pemulihan. Apalagi sekarang kami juga mempunyai bayi, pasti banyak kebutuhan yang harus dibeli. Untungnya bayi kami juga sudah otomatis dijamin oleh Pemerintah Kota Kupang sebagai peserta JKN,” lanjut Dortia.

Dortia juga mengakui bahwa tanpa disadari BPJS Kesehatan memberi dampak besar bagi masyarakat. Dengan kehadirannya, masyarakat benar-benar terbantukan. Apalagi bagi mereka di pedesaan yang kesulitan dalam hal ekonomi. Menurutnya, masyarakat yang sebelumnya tidak bisa berobat dan hanya bisa menerima penyakit yang dialaminya sudah bisa turut merasakan pengobatan yang layak. (fr/ta)

 

Tinggalkan Pesan