“Sebenarnya untuk pengurusan administrasi di BPJS Kesehatan tidaklah ribet dan sulit. Namun karena asumsi dari luar sana yang mempengaruhi dan menanamkan pemikiran ribet dalam diri, kita pun akan semakin malas untuk mengurus administrasi. Hal ini justru akan mempersulit kita ketika ingin mendapatkan layanan kesehatan secara tiba-tiba,” ujar Lia.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Menjadi peserta BPJS Kesehatan adalah kewajiban bagi setiap penduduk di Indonesia. Tak hanya itu, bagi yang sudah menjadi peserta pun harus rajin menjaga status keaktifan kepesertaannya supaya tak terkendala saat berobat. Karena itu, BPJS Kesehatan pun selalu meningkatkan berbagai inovasi untuk memudahkan peserta memantau status keaktifan kepesertaan JKN mereka, sekaligus untuk memudahkan mengurus administrasi kepesertaan JKN kapan pun diperlukan.
Priscilia, yang sering disapa Lia, merupakan seorang remaja asal Manggarai, namun ia tengah merantau ke Kota Kupang. Saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kupang, ia datang mengurus administrasi BPJS Kesehatannya yang kedua kali. Sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Lia masih masuk ke dalam tanggungannya ayahnya yang adalah seorang PNS. Namun karena sudah selesai menjalani masa kuliah, Lia pun mengalihkan kepesertaannya menjadi pekerja mandiri.
“Saya pernah berobat pakai JKN. Waktu itu kalau tidak salah di tahun 2019 tahun kedua saya berkuliah, mata saya bermasalah. Hanya memerah namun disertai dengan gatal yang sangat mengganggu apalagi di tengah-tengah kesibukan waktu belajar saya. Akhirnya saya pun memutuskan untuk melakukan pemeriksaan di FKTP terdaftar dengan prosedur yang cukup singkat,” jelas mahasiswa kedokteran ini, Senin (04/11).
Saat itu Lia merasa bersyukur karena sejak awal merantau, ia sudah langsung mengurus pemindahan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Kota Kupang. Dengan begitu, ketika ia memerlukan pelayanan kesehatan, ia sudah bisa berobat menggunakan JKN dan merasakan manfaat dari program tersebut.
“Sebenarnya untuk pengurusan administrasi di BPJS Kesehatan tidaklah ribet dan sulit. Namun karena asumsi dari luar sana yang mempengaruhi dan menanamkan pemikiran ribet dalam diri, kita pun akan semakin malas untuk mengurus administrasi. Hal ini justru akan mempersulit kita ketika ingin mendapatkan layanan kesehatan secara tiba-tiba,” ujar Lia.
Melanjutkan penjelasannya, Lia menceritakan perihal pelayanan yang ia terima di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kupang. Dengan arahan yang baik dan informatif dari petugas BPJS Kesehatan setempat, Lia merasa sangat terbantu dengan pelayanan yang sudah diberikan.
“Untungnya saya selama ini dalam keadaan sehat sehingga belum kembali menggunakan BPJS Kesehatan untuk berobat setelah pengalaman pertama saya. Namun ini tidak menjadi masalah karena menjadi bagian dari Program JKN artinya sudah harus siap untuk memiliki sikap gotong royong. Dengan iuran yang tidak kita pergunakan selama kita sehat, kita bisa membantu mereka yang membutuhkan biaya pelayanan kesehatan dalam jumlah besar,” ungkap Lia.
Lia mengaku semakin mengapresiasi BPJS Kesehatan karena selalu meningkatkan layanan untuk masyarakat.
Ia merasakan sendiri kemudahan melalui Aplikasi Mobile JKN ia bisa melihat status kepesertaan dan menikmati fitur-fitur yang ada tanpa perlu repot ke kantor. Bahkan Lia juga baru menerima informasi bahwa kanal layanan tidak hanya melalui aplikasi saja.
Dengan berbagai inovasi yang sudah disediakan oleh BPJS Kesehatan, tak lupa Lia juga mengharapkan agar informasi ini bisa tersebar dengan merata, supaya masyarakat di pelosok juga bisa merasakan kemudahannya.
“Dulu hanya tahu Aplikasi Mobile JKN saja jadi aksesnya lewat aplikasi, tapi sekarang saya jadi tahu bahwa ada kanal layanan yang bisa diakses melalui telepon yaitu BPJS Kesehatan Care Center 165. Saya juga diinformasikan bahkan ada layanan yang bisa diakses lewat WhatsApp yaitu PANDAWA dengan nomor 08118165165. Saya harap dengan peningkatan dari BPJS Kesehatan bisa diiringi dengan sosialisasi,” kata Lia. (ak/fr/ben)