Rendahnya Partisipasi Pilkada 2024 Karena Ada Kejenuhan Politik

KPU Provinsi NTT menggelar hari kedua Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2024, Minggu (8/12/2024). FOTO KPU NTT
KPU Provinsi NTT menggelar hari kedua Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2024, Minggu (8/12/2024). FOTO KPU NTT

“Seharusnya menjadi koreksi bersama terutama partai politik, aktor politik, akademisi dan penggiat kepemiluan.Mereka tentunya memahami hal ini dan menjadi bahan pelajaran agar kedepannya lebih baik lagi,” kata Riko Noviantoro.

JAKARTA, MEDIASI NTT.COM – Peneliti Kebijakan Publik dari Institute for Development of Policy and Local Partnerships (IDP-LP) Riko Noviantoro menilai rendahnya angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 karena ada kejenuhan politik.

Bacaan Lainnya

“Ada situasi kejenuhan politik, di mana masyarakat letih dengan situasi politik pascapilpres, terutama terhadap berbagai manuver jelang pilpres ketika itu,” kata Riko Noviantoro ketika diminta tanggapannya rendahnya angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2024, Selasa.

Hal ini, menurut Riko, seharusnya menjadi koreksi bersama terutama partai politik, aktor politik, akademisi dan penggiat kepemiluan.

“Seharusnya menjadi koreksi bersama terutama partai politik, aktor politik, akademisi dan penggiat kepemiluan.Mereka tentunya memahami hal ini dan menjadi bahan pelajaran agar kedepannya lebih baik lagi,” ujarnya.

Dia mengatakan rendahnya partisipasi pemilih ini bisa menjadi simbol ketidakpercayaan publik terhadap mekanisme pemilu.

“Artinya seluruh tahapan pemilu dinilai meragukan, sehingga mendorong rasa enggan untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini,” ujarnya.

Riko juga berpendapat bahwa beberapa daerah menunjukkan pemilih gen-z aktif terlibat, bahkan dalam masa kampanye pilkada.

Untuk itu ia meminta KPU sebagai penyelenggara pemilu melakukan evaluasi semuanya tahapan yang dilalui.

“KPU seharusnya memberikan penjelasan atas fakta tersebut,” katanya.

Seperti diketahui berdasarkan data hasil pleno rekapitulasi hasil pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Sebanyak 1.276.980 pemilih di NTT tidak ikut memilih dalam Pilkada serentak 2024 27 November 2024 lalu.

Daftar pemilih tetap (DPT) NTT di Pilkada 2024 sebanyak 3.988.372 pemilih terdiri dari laki-laki 1.958.444 dan perempuan 2.029.928 pemilih. Namun demikian pada perhelatan pilkada 2024 hanya 2.711.392 pemilih yang ikut memilih terdiri dari laki-laki sebanyak 1.294.481 pemilih dan perempuan 1.416.911 pemilih.

Sedangkan pemilih yang tidak ikut memilih sebanyak 1.276.980 pemilih yaitu laki-laki sebanyak 663.963 (33,90 persen) pemilih dan perempuan sebanyak 613.017 (30,19 persen) pemilih dengan demikian warga NTT yang tidak memberkan suara pada plkada 27 November 2024 sebanyak 1.276.980 atau 32,02 persen. Hanya 67,98 persen pemilih yang berpartisipasi di Pilkada 2024. (ant/Ben)

Tinggalkan Pesan