Kisah Simon Petrus Kamlasi Tidur Di Rumah Warga Pedalaman Di NTT

Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor Urut 3, Simon Petrus Kamlasi (SPK) menginap di rumah warga di Desa Kiufatu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor Urut 3, Simon Petrus Kamlasi (SPK) menginap di rumah warga di Desa Kiufatu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

“Kami turun langsung ke desa-desa untuk mendengar suara dan kebutuhan masyarakat secara langsung, karena program SIAGA lebih menyetuh rakyat kecil,” kata Simon Petrus Kamlasi.

SOE MEDIASI NTT.COM – Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor Urut 3, Simon Petrus Kamlasi (SPK), melakukan kampanye terbatas di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) tepatnya di Desa Kiufatu, Kecamatan Amanuban Selatan, serta bermalam di rumah warga saat kampaye untuk mendengar aspirasi masyarakat di pilkada Provinsi NTT 2024.

Bacaan Lainnya

Bermalam di rumah warga bukan sekedar untuk menarik perhatian warga namun selalu dilakukan oleh anak desa ini sejak lama saat putra kelahiran TTS ini bertugas di jajaran TNI-AD. Keluar hutan dan masuk hutan telah menjadi bagian dalam diri suami dari Ester Meilany Siregar.

Blusukan yang dilakukan oleh calon Gubernur NTT nomor urut 3 ini beriringan dengan beragam pendekatan kepada masyarakat, baik diskusi dengan para pedagang, nelayan, petani, peternak dan kaum milenial terus dilakukan sebagai cara dalam menyerap berbagai persoalan masyarakat secara langsung.

Blusukan dilakukan Simon Petrus Kamlasi yang tidur di rumah warga sangat berbeda dengan calon gubernur dan wakil gubernur lainnya yang lebih banyak menyisir pemilih di wilayah perkotaan dan cenderung berharap jaringan teman-teman di Jakarta untuk membantu bangun NTT.

Bagi Simon Petrus Kamlasi yang mengandeng putra asal Kabupaten Manggarai, Adrianus Garu sebagai Calon Wakil Gubernur NTT menyerap aspirasi masyarakat di desa sangatlah penting karena basis persoalan yang dialami masyarakat di provinsi berbasis kepulauan ini ada di wilayah pedalaman.

“Kami turun langsung ke desa-desa untuk mendengar suara dan kebutuhan masyarakat secara langsung, karena program SIAGA lebih menyetuh rakyat kecil,” kata Simon Petrus Kamlasi.

Bagi Simon Petrus Kamlasi tidur di rumah warga Kiufatu agar bisa lebih dekat dan merasakan denyut jantung masyarakat yang akan dipimpinnya jika terpilih kelak.

Sebelum tidur, SPK mengambil waktu sejenak untuk berbincang dengan tuan rumah, menanyakan keseharian mereka, dan apa saja kebutuhan mendasar mereka sebagai sebuah keluarga yang tinggal di pedesaan.

“Saya memang sengaja memilih untuk tidur di rumah warga agar bisa memiliki sedikit waktu untuk berbincang dan mengetahui masalah-masalah yang mereka alami secara lebih pribadi,” terang Simon Petrus Kamlasi.

Menurut Jenderal (purn) Bintang Satu itu, mungkin saja ada banyak hal yang ingin masyarakat ungkapkan, namun ketika berada dalam himpunan banyak orang mereka tidak punya kesempatan untuk berbicara.

Selain itu, SPK mengatakan bahwa dengan tidur di rumah warga, ia juga ingin menunjukan bahwa seorang Simon Petrus Kamlasi tidak berubah, ia masih orang anak kampung dari pedalaman TTS.

Menelusuri kampung demi kampung, lalu menginap di rumah warga, membuat semangat SPK untuk membawa perubahan di NTT semakin nyata.

“Ketika saya ke kampung-kampung dan mengalami berbagai situasi yang dialami masyarakat, pengalaman-pengalaman itu membuat tekad saya untuk memperbaiki keadaan dan membawa NTT jauh lebih baik semakin kuat,’ tegasnya.

Menurut SPK, persoalan infrastruktur, masalah ekonomi, dan sekian banyak persoalan lainnya yang dialami masyarakat mestinya dijawab dengan program-program prioritas yang tepat.

“Harus ada program prioritas yang menyentuh dengan kebutuhan masyarakat. Makanya saya harus turun langsung untuk mengetahui lebih detail persoalan mereka,” ucapnya.

Pemilik rumah tempat SPK menginap di Desa Kiufatu, Regina Toni mengatakan, baru pertama kali ada calon pemimpin yang mau tidur di rumah sederhana miliknya.

“Saya kaget ketika Pak Simon Petrus Kamlasi mau nginap di rumah saya,” ungkap Regina dengan nada bahagia.

Awalnya ia ragu dengan keadaan rumahnya yang tidak memungkinkan untuk seorang seperti Simon Petrus Kamlasi bisa menginap.

Ternyata apa yang ia pikirkan berbeda dengan yang terjadi. Simon Petrus Kamlasi mau tidur di rumahnya tanpa rasa sungkan.

“Jujur, saya merasa Pak Simon Petrus Kamlasi berbeda dengan pemimpin yang lain. Dia sangat rendah hati dan tulus,” ujar Regina.

Senada, warga Kiufatu bernama Boy Selan mengatakan, tipe pemimpin seperti Simon Petrus Kamlasi inilah yang dirindukan oleh masyakat NTT.

Banyak pemimpin yang hanya memberi janji manis tanpa mau melihat apa yang dialami masyarakat.

“Banyak pemimpin kita hanya datang dengan janji manis lalu pulang tanpa bekas,” kata dia.

Ia mengaku akan memilih Paket SIAGA bukan karena perasaan sebagai sesama orang Timor, tetapi atas keyakinan bahwa paket ini yang benar-benar menunjukan kepedulian terhadap rakyat kecil.

“Paket ini yang peduli dengan masyarakat. Saya yakin Pak Simon dan Pak Andre Garu akan membawa perubahan untuk NTT jika ia dipercayakan oleh masyarakat untuk memimpin nanti,” tutupnya. (Beni)

Tinggalkan Pesan