“Bekas tambalan gigi saya sebelumnya pada gigi geraham sebelah kiri masih dalam keadaan bagus, namun pada gigi geraham bawah sebelah kanan sudah kembali berlubang. Untuk mencegah nyeri yang akan muncul, saya memutuskan untuk segera berobat. Untungnya dokter juga membersihkan karang gigi saya sehingga gigi saya bisa kembali nyaman,” kata Amu.
KUPANG, MEDIASI NTT.COM – Permasalahan di dalam rongga mulut sangat mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang. Jika kesehatan gigi dan mulut tidak dijaga, maka risiko terhadap penyakit atau masalah kesehatan lainnya akan meningkat.
Iklan Google AdSense
Salmun Saban (75), yang akrab disapa Amu, adalah seorang pensiunan PNS yang selalu berupaya mengantisipasi giginya tetap dalam keadaan baik, sehingga secara rutin melakukan pemeriksaan medis ke fasilitas kesehatan.
“Berawal pada tahun 2003, saya mulai merasakan nyeri yang disebabkan oleh sakit gigi dikarenakan gigi berlubang. Saya pun memutuskan berobat untuk memeriksakan gigi saya, siapa tahu ternyata berlubang atau perlu ditambal. Waktu itu saya ditangani dokter di Rumah Sakit W.Z.Johannes Kupang. Saya dilayani dengan sangat baik dan ramah. Itulah yang menjadi alasan saya masih mengingat dengan jelas dokter tersebut,” ujar Amu, Jumat (11/10).
Sejak saat itu, ia jarang sakit gigi setelah rutin melakukan pemeriksaan gigi. Barulah tahun ini 2024 Amu kembali berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar yaitu Klinik Kartini, karena giginya kembali bermasalah.
Ia pun dirujuk sesuai dengan indikasi medis ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kupang.
“Bekas tambalan gigi saya sebelumnya pada gigi geraham sebelah kiri masih dalam keadaan bagus, namun pada gigi geraham bawah sebelah kanan sudah kembali berlubang. Untuk mencegah nyeri yang akan muncul, saya memutuskan untuk segera berobat. Untungnya dokter juga membersihkan karang gigi saya sehingga gigi saya bisa kembali nyaman,” kata Amu.
Amu juga menceritakan bahwa saat menunggu antrean di FKTP, ia ditawarkan untuk melakukan skrining riwayat kesehatan oleh perawat yang menjaga loket.
Ia pun tertarik untuk mencobanya, hasilnya pun bisa diperoleh dengan cepat saat itu juga.
Berdasarkan hasil skrining, ternyata Amu berisiko rendah mengidap penyakit gula darah, hipertensi, jantung dan gagal ginjal. Semuanya aman terkendali.
“Untungnya melalui skrining kesehatan ini saya bisa mengetahui kondisi tubuh saya di umur saya yang sudah lansia. Saya juga mengharapkan masyarakat juga bisa memanfaatkan fitur skrining ini karena fitur ini jelas sangat bermanfaat. Menggunakannya pun mudah. Tadi saya dijelaskan dengan baik oleh perawat di klinik,” kata Amu.
Menurut Amu, berdasarkan informasi perawat bahwa fitur skrining sudah bisa digunakan peserta JKN sejak umur 15 tahun.
Sesuai dengan penjelasan dari perawat bahwa skrining riwayat kesehatan selain bisa dilakukan di FKTP pun juga bisa dilakukan hanya dari rumah saja yaitu melalui Aplikasi Mobile JKN yang bisa diunduh melalui Playstore.
“Menurut saya fitur ini solusi yang inovatif dari BPJS Kesehatan. Peserta JKN bisa mengecek sendiri, apakah dia berisiko atau tidak mengidap penyakit kronis. Ya walaupun sudah jadi peserta JKN, tetap saja lebih baik mencegah daripada mengobati. Tadi saya cek, kondisi saya dalam keadaan baik, tinggal kontrol secara rutin saja untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan,” katanya.
Sepulang dari klinik, kata Amu sudah bisa kembali mengonsumsi makanan kesukaannya yaitu jagung.
Amu mengaku sangat puas dengan pelayanan yang ia terima sebagai peserta JKN, dari awal ia berobat hingga saat ini. Menurut Amu, berbagai inovasi dan peningkatan layanan yang terus dilakukan oleh BPJS Kesehatan benar-benar sangat membantu masyarakat.
“Segala kesulitan yang dulu sering saya dengar di lingkungan saya bahwa penggunaan BPJS Kesehatan yang sulit jika dipakai untuk berobat sekarang pun sudah tidak lagi terdengar. Benar-benar sudah diatasi oleh BPJS Kesehatan, untuk itu setiap peserta jangan lupa pastikan agar kepesertaan selalu aktif,” ungkap Amu. (ak/fr/ben)
Iklan Bersponsor Google