Air Kunci Utama Pembangunan Sektor Pertanian Di NTT

Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi ketika melakukan safari politik di Kabupaten Alor, Jumat (4/10/2024)
Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi ketika melakukan safari politik di Kabupaten Alor, Jumat (4/10/2024)

“Program pengadaan bibit, pupuk, alat mesin pertanian (Alsintan) tidak akan efektif jika tidak ada air sebagai infrastruktur dasar dalam pembangunan pertanian.Setelah masalah air terurai, maka lahan tidur akan dibuka dengan Alsintan yang modern,” kata Simon Petrus Kamlasi.

KALABAHI, MEDIASI NTT.COM – Ketersediaan air memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan sektor pertanian, karena sangat menentukan hasil produksi suatu area pertanian.

Bacaan Lainnya

Apabila lahan pertanian memiliki air yang cukup maka produksinya dapat meningkat demian pula sebaliknya jika tidak ada sumber air maka hasil produksi menurun.

Jumlah rumah tangga petani di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2023 mencapai 873.096 rumah tangga atau dengan kata lain separuh dari penduduk NTT merupakan petani, namun penduduk miskin di NTT masih cukup tinggi hingga membuat provinsi berbasis kepulauan ini menempati urutan ketiga provinsi termiskin di Indonesia.

Ironisnya, NTT memiliki potensi alam yang cukup melimpah, namun belum digarap secara maksimal.

Melihat kondisi ini, calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi ketika melakukan safari politik di Kabupaten Alor, Jumat (4/10/2024) mengatakan, NTT tidak seharusnya miskin jika potensi alam dikelola secara optimal.

“Kuncinya hanya satu, kita bangun air sebanyak – banyaknya ,” kata calon Gubernur nomor urut 3 itu.

Menurut ‘Jenderal Air’ itu, program pengadaan bibit, pupuk, alat mesin pertanian (Alsintan) tidak akan efektif jika tidak ada air sebagai infrastruktur dasar dalam pembangunan pertanian.

“Hal utama yang kita buat adalah membangun air. Sumur bor, sumur gali, atau air permukaan yang ada di dataran rendah akan kita dorong ke atas dengan teknologi yang saya buat sendiri yakni pompa hidram,” jelas Simon Petrus Kamlasi.

Setelah masalah air terurai, maka lahan tidur akan dibuka dengan Alsintan yang modern.

“Ini akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Mulai dari operator Alsintan, hingga pengelolaan lahan dan lainnya. Kita dorong anak – anak yang masih menganggur. Jadi lahan tidur dan orang yang masih tidur kita bangunkan untuk berperan aktif membangun pertanian,” jelas SPK.

“Alat pertanian nantinya kita bikin sendiri, kita optimalkan potensi yang kita punya, anak – anak kita yang sekolah teknik kita libatkan. Ini bisa kita kerjakan. Mobil perang saja saya bisa buat apalagi cuman Alsintan,” imbuhnya.

Calon Gubernur yang telah membangun lebih dari 400 titik air menggunakan teknologi pompa hidram itu mengatakan, sistem pengairan di lokasi pertanian juga akan menggunakan teknologi.

“Pilot projectnya sudah saya kerjakan di Kupang, saya di sini (Alor) tapi saya bisa pantau tanaman saya di kupang, yang kelembabannya kurang bisa saya siram dari sini,” terang SPK.

Dia menjelaskan, ketika kegiatan bertani sudah dilakukan secara modern maka anak – anak muda pun akan tertarik untuk bertani.

Kegiatan pertanian, lanjut SPK tidak berhenti sampai di situ, akan diintegrasikan dengan peternakan.

Kita akan buat mesin pencacah pakan dan mesin pembuat pelet untuk ternak.

“Tanaman jagung akan dimanfaatkan seutuhnya, biji jagung bisa diolah menjadi makanan bahkan cemilan yang bernilai ekonomis, sedangkan tongkol, batang, dan daun jagung akan diolah menjadi pakan ternak,” jelasnya.

“Masyarakat bisa budidaya ayam pedaging dan petelur untuk menuhi kebutuhan gizi keluarga sekaligus meningkatkan ekonomi,” pungkasnya.

Demgan demikian, banyak tenaga kerja produktif akan terserap, anak – anak yang muda yang menyelesaikan pendidikan tidak hanya berorientasi menjadi ASN saja tetapi bisa menjadi petani muda, peternak dan pengusaha di bidanga pertanian. (ben)

Tinggalkan Pesan