“Saya sangat tertolong sekali dengan adanya program ini. Saya benar-benar merasakan dampaknya saat saya sakit, semua biaya pengobatan ditanggung pemerintah maupun pelayanan kesehatan yang diberikan juga memuaskan. Saya berharap program ini tetap hadir dan semakin baik dalam memberikan perlindungan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia,” kata Stefanus.
KUPANG MEDIASI NTT.COM – Penyakit prostat adalah kondisi medis yang umum dialami oleh pria, terutama yang berusia lanjut. Masalah pada prostat dapat menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita. Seperti yang dialami oleh Stefanus Nara Tukan (67), peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Saat ini Stefanus sedang menjalani rawat jalan di Klinik Utama Sint Kamilus karena penyakit prostat yang dideritanya.
“Awal mulanya itu saya merasa sakit dan kesulitan buang air kecil dalam waktu yang lama. Akhirnya karena sudah tidak tahan lagi dengan sakitnya itu, saya diantar keluarga ke klinik tersebut, karena memang klinik ini yang paling dekat dengan rumah saya. Sampai di klinik saya langsung masuk ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD), lalu dokter melakukan pemeriksaan dan saya didiagnosis menderita penyakit prostat,” kata Stefanus mengawali kisahnya, Rabu (31/07).
Selama tiga hari Stefanus dirawat inap dan pada hari ketiga dokter menyampaikan bahwa keadaan Stefanus sudah lumayan membaik. Oleh karena itu, ia pun diperbolehkan pulang dan dirawat jalan. Beberapa hari kemudian, ia datang lagi ke klinik untuk menjalani kontrol yang pertama kalinya. Namun sebelum ke sana, Stefanus terlebih dahulu membawa surat rujukan dari Puskesmas sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Stefanus juga bercerita terkait dengan pelayanan yang diberikan melalui Program JKN. Mulai dari dokter, perawat, dan petugas administrasi di fasilitas kesehatan yang ia kunjungi, selalu memberikan pelayanan yang sangat baik dan cepat. Ketika Stefanus harus mengurus surat rujukan ke puskesmas, ia juga terkesan dengan keramahan dan keprofesionalan para petugas di sana. Mereka melayani dengan senyum dan sikap yang sangat ramah, sehingga membuat proses pengambilan surat rujukan menjadi lancar.
“Pelayanan yang prima ini tidak hanya mempermudah akses saya ke layanan kesehatan yang dibutuhkan, tetapi juga menambah rasa percaya dan nyaman dalam menggunakan Program JKN. Waktu saya dirawat inap itu, pelayanan yang diberikan oleh tim medis di klinik sangat baik, saya ditangani dan diobati dengan profesional. Untuk Puskesmas pun pelayanan sama bagusnya, mereka melayani saya dengan senyum dan ramah sehingga tidak ada kendala apapun yang saya temui dalam pengambilan surat rujukan itu,” kata Stefanus.
Stefanus pun mengaku sangat tertolong sekali dengan adanya Program JKN ini. Ia juga menuturkan bahwa Program JKN ini akan sangat penting dan terasa dampaknya saat pesertanya membutuhkan pelayanan kesehatan seperti yang telah dialaminya. Menutup perbincangan, Stefanus menyampaikan harapannya yang besar agar Program JKN dapat terus berlanjut dan berkembang.
“Saya sangat tertolong sekali dengan adanya program ini. Saya benar-benar merasakan dampaknya saat saya sakit, semua biaya pengobatan ditanggung pemerintah maupun pelayanan kesehatan yang diberikan juga memuaskan. Saya berharap program ini tetap hadir dan semakin baik dalam memberikan perlindungan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.
Menurut Stefanus, akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas adalah hak setiap warga negara, dan Program JKN telah membuktikan dirinya sebagai sarana penting untuk mencapai hal tersebut. Dengan adanya Program JKN, masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi dapat memperoleh layanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus khawatir tentang biaya yang tinggi. (jkm/ben)