“Saya pribadi jujur sangat bersyukur dan tertolong sekali dengan adanya Program JKN ini. Karena sedari awal saya pengobatan hingga saat ini, tidak pernah saya mengeluarkan biaya sedikitpun untuk membayar biaya tagihan di rumah sakit. Terakhir saya juga berharap agar masyarakat ke depannya bisa memanfaatkan program ini agar semua masyarakat Indonesia sejahtera dalam hal kesehatan,” kata Gitrudis Tael .
KUPANG MEDIASI NTT.COM – Menggunakan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk berobat merupakan hal yang jadi pilihan utama masyarakat Indonesia saat ini. Dengan terdaftar aktif sebagai peserta Program JKN, masyarakat dapat mengakses berbagai layanan kesehatan yang diperlukan tanpa harus mengkhawatirkan biaya yang harus dikeluarkan. Inilah yang dirasakan sendiri oleh Gitrudis Tael (52), salah satu peserta JKN asal Kupang.
Gitrudis merupakan peserta Program JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Saat ditemui pada Senin (08/07), ia sedang menjalani pengobatan rawat jalan di Rumah Sakit St. Carolus Boromeus. Menurutnya, ia sudah lama berobat akibat penyakit jantung yang dideritanya. Ia juga menceritakan mengenai alur mengapa ia bisa pindah berobat ke Rumah Sakit St. Carolus Boromeus dari Rumah Sakit Leona.
“Awalnya saya berobat rawat jalan ke Rumah Sakit Leona. Saya dikasih obat sama dokter tapi saya rasa kalau setiap kali saya minum obat, dada saya sakit sekali. Saya juga sudah tanya ke dokternya dan dokter mengatakan bahwa itu terjadi karena efek samping dari obat yang sedang bereaksi. Setelah itu, ada saudara yang rekomendasikan untuk pergi berobat saja ke Rumah Sakit St. Carolus Boromeus. Akhirnya saya ambil surat rujukan di Puskesmas Oepoi lalu pergi ke Rumah Sakit St. Carolus Boromeus untuk berobat,” jelas Udis.
Udis akhirnya memutuskan untuk pindah berobat ke RS St. Carolus Boromeus. Bukan karena pelayanan buruk yang diterimanya di Rumah Sakit Leona, melainkan karena permasalahannya dengan obat yang dikonsumsinya. Menurutnya, sewaktu ia pergi berobat ke Rumah Sakit St. Carolus Boromeus, obat yang diberikan oleh dokter pada saat diminum tidak menyebabkan dadanya sakit seperti obat sebelumnya. Ia menambahkan, pada saat berobat ke Rumah Sakit Leona ataupun Rumah Sakit St. Carolus Boromeus pelayanan yang diberikan oleh kedua rumah sakit ini sangat memuaskan. Begitu juga dengan pelayanan yang diterimanya di Rumah Sakit St. Carolus Boromeus dan waktu mengambil surat rujukan di Puskesmas.
“Pelayanan yang saya terima sangat bagus, ramah, dan memuaskan. Tidak ada pelayanan buruk yang saya terima semuanya bagus. Mulai dari administrasi yang melayani saya dengan ramah, hingga dokter yang menangani dengan profesional. Lalu waktu saya hendak mengambil surat rujukan di Puskesmas pelayanan yang saya dapatkan juga bagus. Saya tidak melihat adanya ketidakadilan atau pun diskriminasi yang biasanya menjadi isu mengenai pasien BPJS Kesehatan. Baik pasien BPJS Kesehatan ataupun pasien umum semuanya dilayani dengan adil dan tidak ada diskriminasi,” ungkapnya.
Udis juga bersyukur karena ia terdaftar menjadi peserta Program JKN sehingga segala biaya pengobatannya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Menurutnya, kehadiran Program JKN telah membuat masyarakat semakin nyaman dan tenang saat berobat. Udis pun berharap agar informasi mengenai Program JKN ini bisa kian merata sampai ke desa-desa dan masyarakat dapat memanfaatkan program yang diusung oleh pemerintah ini dengan mendaftarkan diri dan keluarga menjadi peserta Program JKN.
“Saya pribadi jujur sangat bersyukur dan tertolong sekali dengan adanya Program JKN ini. Karena sedari awal saya pengobatan hingga saat ini, tidak pernah saya mengeluarkan biaya sedikitpun untuk membayar biaya tagihan di rumah sakit. Terakhir saya juga berharap agar masyarakat ke depannya bisa memanfaatkan program ini agar semua masyarakat Indonesia sejahtera dalam hal kesehatan,” katanya. (ben)