“Waktu itu bahkan saya tidak membawa kartu fisik BPJS Kesehatan, tapi saya tetap dilayani berobat dengan menggunakan KTP. Selain itu, juga tidak ada tambahan biaya apapun. Selama anak saya dirawat inap juga tidak dibatasi hari rawat inapnya. Anak saya dirawat sampai benar-benar sembuh,” kata Listen.
KUPANG MEDIASI NTT.COM – BPJS Kesehatan selalu meningkatkan kualitas pelayanan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui transformasi mutu layanan. Hal ini menjadi sesuatu yang selalu disyukuri setiap peserta Program JKN, sebab tak sedikit yang merasa terbantu dengan adanya program ini. Vivin (21) saat ditemui di Rumah Sakit St Boromeus, ia terlihat diberikan perawatan dengan baik.
Berdasarkan diagnosis dari dokter yang terbaca melalui pemeriksaan laboratorium bahkan diambil darahnya, Vivin terinfeksi bakteri yang cukup parah. Ketika bakteri masuk ke dalam jaringan tubuh lalu berkembang biak, akhirnya kondisi tersebut menyebabkan peradangan. Penyakit ini bisa menyerang bagian tubuh mana pun, mulai dari kulit, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, hingga otak. Saluran cerna adalah bagian tubuh dari Vivin yang menjadi sasaran bakteri berkembang biak, namun untungnya kondisi itu tidak menimbulkan masalah yang lebih parah.
Melalui Listen Bolu Eoh, ayah dari Vivin, waktu itu ia memperoleh informasi mengenai penyebab terjadinya infeksi bakteri, ia yakin kondisi tersebut pun sangat mengganggu waktu cuti Vivin di Kupang, kota asalnya. Menurut Listen, Vivin terinfeksi bakteri karena pola makannya yang tidak teratur.
“Dia merantau di Jakarta karena kepentingan pekerjaannya sehingga dia hampir tidak pernah memasak. Setelah selesai kerja ia sudah kewalahan dan tidak memiliki banyak waktu untuk memasak. Hal ini menyebabkan dia lebih sering membeli makanan cepat saji yang dipesan secara online, padahal belum tentu waktunya teratur, belum lagi kadang kita tidak tahu makanan yang dipesan higienis atau tidak. Ini lalu menjadi alasan yang membawanya sampai ke keadaan yang ia alami saat ini,” jelas Listen.
Listen pun lantas menjelaskan alur perawatan Vivin sepanjang menjalani proses berobat. Awal mula ketika Vivin mengeluhkan rasa nyeri yang tidak seperti biasanya pada bagian perut, Listen langsung membawa dia ke Rumah Sakit Bhayangkara. Di sana, Vivin dirawat inap selama 3 hari, kemudian setelah itu ia dipulangkan karena sudah dinyatakan sehat.
“Tetapi hanya dalam hitungan jam ia saya bawa lagi ke IGD Rumah Sakit St Carolus Borromeus dengan keluhan yang sama seperti sebelumnya,” ujar Listen.
Listen juga mengaku bahwa ia dan keluarga sudah sering berobat menggunakan BPJS Kesehatan, namun ini pertama kali salah satu keluarganya berobat di Rumah Sakit St Carollus Boromeus dan pelayanan yang diberikan sudah sangat baik. Ia merasa pelayanannya tidak dipersulit dan tidak dibeda-bedakan.
“Waktu itu bahkan saya tidak membawa kartu fisik BPJS Kesehatan, tapi saya tetap dilayani berobat dengan menggunakan KTP. Selain itu, juga tidak ada tambahan biaya apapun. Selama anak saya dirawat inap juga tidak dibatasi hari rawat inapnya. Anak saya dirawat sampai benar-benar sembuh,” kata Listen.
Diakhir wawancaranya, Listen sangat berharap seluruh masyarakat bisa berpartisipasi dalam menggunakan BPJS Kesehatan karena sejatinya setiap program yang pemerintah jalankan harus beriringan dengan dukungan dari seluruh masyarakat. Listen pun berharap agar informasi terkait BPJS ini boleh merata ke seluruh pelosok agar seluruh masyarakat yang memerlukan akses layanan kesehatan bisa mendapatkan pengobatan dan perawatan yang layak.
“Tanpa dukungan dari kita masyarakat Program JKN tidak akan berkembang. Mudah-mudahan kita sebagai masyarakat juga bisa sadar untuk ikut bertanggung jawab menjaga keberlangsungan Program JKN ini agar bisa terus ada selamanya,” ucap Listen. (*/BEN)