“Menangani masalah kemiskinan ini perlu ada kerja sama semua pihak sehingga persoalan kemiskinan ini bisa terselesaikan. Berbagai program akan dilakukan pemerintah NTT seperti program pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan program bantuan sosial lainnya sebagai strategis mempercepat mengatasi kemiskinan di NTT,” kata Ayodhia Kalake.
KUPANG MEDIASINTT.COM – Penjabat Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Ayodhia Kalake mengatakan tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Tengah, Sumba Timur dan Sabu Raijua merupakan daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di NTT.
“Apabila melihat prosentase jumlah penduduk miskin di NTT hingga Maret 2023 terdapat 19,96 persen atau mengalami penurunan 0,29 persen dari September 2022,” kata Penjabat Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Ayodhia Kalake dalam kegiatan media gatering di Kupang, Senin.
Ia mengatakan terdapat tiga dari 22 kabupaten kota di provinsi berbasis kepulauan ini yang memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi yaitu Kabupaten Sumba Tengah terdapat 31,78 persen penduduk miskin, Kabupaten Sumba Timur 28,08 persen menyusul Kabupaten Sabu Raijua dengan jumlah warga miskin mencapai 28,37 persen.
Ayodhia Kalake yang didampingi Sekda Provinsi NTT, Kosmas D Lana serta staf khusus gubernur, Prof Dr. Alo Liliweri menyebutkan ada tiga daerah dengan tingkat kemiskinan terendah yaitu Kota Kupang terdapat 8,61 persen warga terkategori miskin, Kabupaten Flores Timur yaitu 11, 07 persen dan Kabupaten Ngada mencapai 12,06 persen.
Dengan demikian menurut Ayodhia Kalake warga yang masuk dalam kategori miskin di Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga Maret 2023 tercatat 1,14 juta jiwa lebih.
Kendati demikian kata dia terdapat kenaikan jumlah penduduk miskin di NTT pada Maret 2023 dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin tertinggi mencapai 119 ribu jiwa lebih, menyusul Kabupaten Sumba Barat Daya dengan 101 ribu jiwa lebih.
Dia menjelaskan angka kemiskinan ini diukur melalui perhitungan tertentu yaitu pengeluaran penduduk dibawah garis kemiskinan (GK) sebesar Rp507, 203 /kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makan sebesar Rp381 lebih/bulan.
Sementara itu untuk kemiskinan ekstrem di NTT kata dia hingga Maret 2023 mencapai 3,39 persen atau mengalami penurunan 2,63 persen dari Maret 2022.
Dikatakannya Kabupaten Sumba Tengah merupakan kabupaten dengan jumlah warga miskin ekstrem tertinggi mencapai 11,11 persen, Kabupaten TTS terdapat 13,31 persen dan Kabupaten Sumba Timur 10,41 persen.
Selain itu tiga kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin ekstrem terendah terdapat di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Alor.
Menurut dia penanganan kemiskinan ekstrem menjadi perhatian serius pemerintah NTT sehingga diperlukan strategi khusus untuk menangani kemiskinan ektrem yang sedang dialami masyarakat NTT.
“Menangani masalah kemiskinan ini perlu ada kerja sama semua pihak sehingga persoalan kemiskinan ini bisa terselesaikan. Berbagai program akan dilakukan pemerintah NTT seperti program pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan program bantuan sosial lainnya sebagai strategis mempercepat mengatasi kemiskinan di NTT,” kata Ayodhia Kalake. (Ben)