Kabupaten Kupang Berpacu Dengan Waktu Percepat Pencarian Dana Seroja

Bupati Kupang Korinus Masneno secara simbolis menyerahkan bantuan dana stimulan Seroja pada tahun 2022 lalu.
Bupati Kupang Korinus Masneno secara simbolis menyerahkan bantuan dana stimulan Seroja pada tahun 2022 lalu.
banner 468x60

“Masyarakat menerima dana itu secara utuh. Tidak ada pemotong apapun. Kami juga berharap penerima bantuan untuk tidak memberikan tip kepada petugas yang datang melakukan verifikasi di lapangan,” tegas Korinus Masneno.

KUPANG MEDIANTT.COM – Bencana badai siklon tropis seroja yang menerjang Kabupaten Kupang pada 4 April 2021, masih melekat erat dalam ingatkan warga dan puing-puing rumah yang hancur akibat terjangan seroja menjadi saksi bisu adanya peristiwa bencana alam itu.

Bacaan Lainnya
banner 300250

Bencana alam yang terjadi hampir memasuki dua tahun lalu itu meluluhlantakan ribuan rumah warga, baik rusak berat, rusak ringan dan rusak sedang mencapai 11.036 unit.

Peristiwa yang memilukan itu berbuah manis setelah pemerintah pusat mengalokasikan anggaran Rp229 miliar untuk membantu 11.036 kepala keluarga terdampak bencana alam siklon tropis seroja.

Melalui upaya gigih Bupati Kupang Korinus Masneno bersama Pemerintah NTT sehingga pemerintah pusat mengelontorkan anggaran Rp229 miliar untuk membantu warga korban seroja.

Progres pencairan dana bantuan Seroja saat ini sudah mencapai 98,7 persen atau 10.808 dari total 11.036 rumah warga yang sudah di SK- kan untuk dicairkan dana bantuan stimulan Seroja.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang menyebut dari 11.036 rumah yang terverifikasi hingga awal Februari 2023 sudah 10.808 rumah yang sudah terverifikasi dan telah di SK- kan untuk pencairan.

“Total rumah yang terverifikasi mencapai 11.036 rumah yang tersebar di 177 desa/kelurahan di Kabupaten Kupang,” kata Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Semmi Tinenty.

Menurut dia terealisasinya pencairan anggaran yang cepat merupakan hasil kerja keras semua tim yang dilibatkan dalam penanganan korban seroja seperti tim teknis Dinas PUPR dan Dinas Perumahan dan Pemukiman yang selalu proaktif melaksanakan tahapan sesuai arahan SK Kepala BPBD No. 27 A.

Menurut dia masih terdapat 268 rumah yang rusak akibat terjangan badai siklon tropis seroja yang belum terverifikasi dan para penerima bantuan itu dipastikan segera menerima dana bantuan stimulan Seroja karena nama para korban tercantum dalam BNBA (By Name By Address) yang telah ditetapkan BNPB.

“Kami pastikan warga yang namanya sudah tercatat di BNBA pasti uangnya akan cair dan pasti bayar. Target kami bulan Februari ini proses pencairan itu selesai mencapai 100 persen,” kata Semi Tinenty.

Percepatan penyaluran dana stimulan Seroja tidak terlepas dari peran Bupati Korinus Masneno yang secara ketat melakukan pemantauan terhadap proses penyaluran dana.

Bupati Kupang Korinus Masneno mengingatkan BPBD untuk tidak melakukan pemotongan dana bantuan bencana alam bagi korban bencana alam Seroja.

“Dana bantuan yang diberikan pemerintah pusat itu harus diterima utuh. Tidak boleh ada pemotongan jika tidak ingin berhadapan dengan masalah hukum,” kata Bupati Kupang, Korinus Masneno di Kupang.

Korinus Masneno mengatakan dana bantuan seroja senilai Rp229 miliar yang dialokasikan untuk 11.036 korban bencana alam badai seroja di Kabupaten Kupang.

Pemerintah Kabupaten Kupang menggandeng Kejaksaan, Kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawasan dalam distribusi dana bantuan seroja guna mengantisipasi adanya penyimpangan dalam penyaluran dana seroja.

“Masyarakat menerima dana itu secara utuh. Tidak ada pemotong apapun. Kami juga berharap penerima bantuan untuk tidak memberikan tip kepada petugas yang datang melakukan verifikasi di lapangan,” tegas Korinus Masneno.

Selain mempercepat penyaluran dana stimulan Badai Siklon Tropis Seroja, Pemerintah Kabupaten Kupang juga berpacu dalam percepatan pembangunan rumah bagi korban bencana yang harus di relokasi ke lokasi pemukima baru.

Para penerima bantuan perumahan di Desa Saukibe terlihat tersenyum setelah menerima bantuan perumahan yang layaknya rumah dalam komplek perumahan elit. Pemerintah Kabupaten Kupang telah membangun 124 unit rumah bagi warga di lokasi itu.

Ketua panitia lokal pembangunan 124 unit rumah bagi korban seroja di Desa Saukibe, Zedekia Mano mengaku sangat gembira dengan adanya pembangunan rumah bagi warga korban seroja dengan desain moderen.

Dia bersama warga Saukibe mengaku tidak memiliki apa-apa setelah menjadi bencana dan kini mereka telah memiliki lagi rumah kembali dengan kondisi yang sangat moderen.

Hanya ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah Kabupaten Kupang dan pemerintah pusat yang telah membangun perumahan ini sehingga mereka bisa kembali hidup tenang dan nyaman.

Bagi warga Desa Saukibe, kehadiran 124 unit rumah dalam satu kawasan itu seperti membangun satu kota baru di Amfoang. Setelah peristiwa badai siklon tropis seroja, kawasan itu telah dinobatkan sebagai “Kota Seroja Amfoang” untuk mengenang peristiwa bencana alam badai siklon tropis seroja pada 4 April 2021.

Setelah terjadinya bencana alam badai siklon tropis seroja tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Kupang mempercepat penentuan lokasi untuk merelokasi warga dari tempat yang tidak lagi layak menjadi kawasan permukiman penduduk karena kondisi lahan rawan bencana.

Pemerintah Kabupaten Kupang menetapkan dua lokasi yang menjadi daerah relokasi pembangunan rumah bagi korban seroja, yaitu di Desa Bokong, Kecamatan Tabenu, dengan jumlah rumah yang dibangun mencapai 45 unit dan di Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, sebanyak 124 unit.

Ke-45 unit rumah yang telah dibangun di Desa Bokong, Kecamatan Tabebenu semuanya telah ditempati warga korban badai siklon tropis seroja pada Mei 2022.

Pemerintah Kabupaten Kupang telah mengusulkan lima lokasi relokasi bagi warga korban seroja di daerah itu, namun yang disetujui pemerintah pusat baru dua lokasi, yaitu di Desa Bokong di Kecamatan Taebenu, dan Desa Saukibe di Kecamatan Amfoang Barat laut.

Untuk tiga desa lainnya sudah diusulkan, yaitu Desa Tunbaun Amarasi Barat, Desa Oesena, di Kecamatan Amarasi dan Desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat . Desa Tunbaun di Kecamatan Amarasi Barat menjadi desa terparah dalam bencana alam seroja dengan jumlah korban terdampak mencapai 2.000 kepala keluarga yang harus segera direlokasi.

Omri Meliake Takaeb salah seorang warga Desa Soukibe tidak mampu membendung rasa gembira ketika melihat rumah yang dibangun pemeritah untuk para korban seroja berada dalam satu kawasan dan ditatap dengan rapi.

Rupanya dia tidak pernah membayangkan mendapatkan rumah bagus dalam satu kompleks seperti ini

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah membantu kami,” kata Omri Meliake Takaeb yang bertahan di rumah keluarga selama satu tahun lebih pascabadai siklon tropis seroja.

Badai terlalu berlalu, kini warga yang dulu menjadi korban tersenyum bahagia menerima bantuan pemerintah, yang diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Kupang bersama dengan pemerintah pusat. Mereka siap menata hidup hidup baru ke depan bersama keluarga dan anak-anak. (Ade)

 

 

 

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *