“Tolong maafkan kekurangan Mgr Hubertus Leteng. Dia tidak pernah berkata buruk tentang orang lain sedikitpun. Termasuk terhadap orang-orang yang berkata-kata buruk tentang dirinya. Doakan kami agar kami menjadi manusia yang redah hati yang kaya dihadapan Tuhan,” kata Antonius Subianto Bujamin.
Jakarta, MEDIASINTT.COM – Mantan Uskup Ruteng, Emeritus Mgr Hubertus Leteng sempat menyampaikan pernyataa bahwa dirinya sudah capai dan merasa hidupya tidak lama lagi segera berakhir.
Kesaksikan itu disampaikan Uskup Bandung, Antonius Subianto Bujamin dalam misa reguem berlangsung di Gereja Katedral Bandung, Minggu.
Pembicaraan itu disampaikan pada Minggu lalu dalam suatu pembicaraan tanpa kecurigaan akan meninggal dunia.
Pada hari Minggu lalu Mgr Hubertus Leteng mengalami sakit sehingga Romo Dwi, Pastor Paroki Gereja Kristus Raja, Bandung menyarankan Mgr Hubertus Leteng masuk rumah sakit guna menjalani perawatan medis di rumah sakit karena mengalami sesak nafas.
Namun sempat ditolak oleh Mgr Hubertus Leteng dengan alasan menunggu jadwal pemeriksaan lengkap pada hari Selasa, namun setelah dipaksa oleh Romo Dwi akhirnya mau juga dibawa ke rumah sakit dan beberapa hari di rumah sakit kondisinya mulai stabil sehingga diizinkan pulang.
“Saya di telpon pada jam 06.00 wib sebelum misa pagi disampaikan bahwa kondisi kesehatan Mgr Hubertus Leteng memburuk denyut jantug dan nandinya tiba-tiba cepat. Setelah misa selesai dikabarkan Mgr Hubertus telah meninggal dunia,” kata Uskup Bandung, Antonius Subianto Bujamin.
Uskup Antonius Subianto Bujamin, mengugkapkan sesuai penyampaian Romo Dwi bahwa belakangan ini Mgr Hubertus Leteng mengeluh semakin kelelelahan bahkan dalam pembicaraan terakhir mengatakan “saya sudah capai sepertinya saya segera selesai ini akhir hidup saya. Umur saya memang 63 tahun tetapi sebetulanya usia saya lebih tua dari itu,” kata Mgr Antonius Subianto Bujamin.
Selama lima tahun berada di Keuskupan Bandung, Mgr Hubertus Leteng tidak pernah mengeluh. Ia menerima apa adanya sehar-hari.
Mgr.Hubertus Leteng adalah seorang uskup yang hidupnya sangat sederhana. Dia dikenal sebagai sosok peminta donasi tetapi tidak ada kemewahan yang melekat pada dirinya dengan menerima segala apa adanya hingga akhir hayat.
“Dia harus meminta-minta bukan untuk dirinya sendiri tetapi banyak membantu orang lain. Mgr Hubertus Leteng turut pusing urusan orang lain maka saking baiknya sehingga sering dimanfaat orang-orang tertentu karena kebaikan hatinya,” kata Uskup Antonius Subianto Bujamin.
Kondisi kesehatanya semakin merosot karena banyak waktu untuk menulis renungan untuk dibagi-bagikan kepada umat. Beberapa bulan lalu Mgr Hubertus Leteng memberikan rekoleksi bagi para imam dilakukan di Gereja Katedral Bandung yang berlangsung dengan baik.
“Tolong maafkan kekurangan Mgr Hubertus Leteng. Dia tidak pernah berkata buruk tentang orang lain sedikitpun. Termasuk terhadap orang-orang yang berkata-kata buruk tentang dirinya. Doakan kami agar kami menjadi manusia yang redah hati yang kaya dihadapan Tuhan,” kata Antonius Subianto Bujamin.
Uskup Antonius Subianto Bujamin menyatakan semula jenasah Mgr Hubertus Leteng dimakamkan di Bandung namun sesuai permintaan Uskup Ruteng, Mgr Siparianus Hormat agar jenasah Mgr Hubertus Leteng dimakamkan di Gereja Katedral Ruteng.
“Malam ini jenasah dibawah ke Jakarta dan diberangkatkan dari Jakarta menuju Labuan Bajo besok jam 11.00 wita selanjutnya ke Ruteng,” kata Antonius Subianto Bujamin.
Mantan Uskup Ruteng, Emeritus Mgr Hubertus Leteng meninggal di Rumah Sakit Boromeus Bandung, Minggu (31/7) akibat seragan jantung.
Keuskupan Ruteng akan memakamkan jenasah Mgr Emeretus Hubertus Leteng di Gereja Katerdral Ruteng.
Mantan Uskup Ruteng Mgr Emeritus Hubertus Leteng lahir 1 Januari 1959 di Taga, Kelurahan Golo Dukal, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai meniggal dunia di Rumah Sakit Boromeus Bandung akibat serangan jantung.
Uskup Hubert ditahbiskan sebagai imam Keuskupan Ruteng tahun 1988 dan menjabat sebagai Uskup Ruteng sejak 2010 hingga 2017. (Gio/Gige)