Kemendag Genjot Program GDI Dalam Meningkatkan Ekspor

Sosialisasi Good Design Indonesia (GDI) 2022 di Yogyakarta, Selasa (2/3/2022) turut dihadiri Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Miftah Farid; Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY, Aris Riyanta; para desainer dan pelaku usaha di wilayah provinsi Yogyakarta serta sekitar puluhan peserta yang hadir secara daring. (Foto: Kemendag)
banner 468x60

“GDI menjadi bentuk apresiasi kepada desainer dan pelaku usaha berpotensi ekspor, sekaligus inisiatif mengkurasi barang dan jasa bernilai tambah yang kami yakin memiliki nilai komersial di pasar lokal maupun global,” ungkap Didi.

Yogyakarta, MediasiNTT.Com – Kementerian Perdagangan mendorong terus tumbuhnya perekonomian nasional dengan mengenjot Program Good Design Indonesia (GDI) yang diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk menjaga momentum peningkatan ekspor dan mampu mentransformasi produk ekspor Indonesia

Bacaan Lainnya
banner 300250

Demikian ditegaskan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi dalam sosialisaai Program Good Design Indonesia (GDI) ke-6 dengan tema “Gateway towards Global Markets”, secara hibrida, Selasa (1/3/2022) di Yogyakarta.

“Perhelatan GDI tahun 2022 digelar untuk menjaga momentum peningkatan ekspor Indonesia yang telah berkinerja memuaskan pada 2021 lalu. GDI juga menjadi upaya Kemendag untuk menggerakkan sektor ekonomi dan perdagangan di masa pandemi Covid-19,” tegas Didi Sumedi.

Pada pembukaan acara sosialisasi GDI, Didi menyampaikan banyak tantangan dihadapi agar sektor ekonomi dan perdagangan terus tumbuh.

“GDI menjadi bentuk apresiasi kepada desainer dan pelaku usaha berpotensi ekspor, sekaligus inisiatif mengkurasi barang dan jasa bernilai tambah yang kami yakin memiliki nilai komersial di pasar lokal maupun global,” ungkap Didi.

Sebagai upaya membuka peluang pasar global yang semakin besar bagi pelaku industri manufaktur bernilai tambah, ajang GDI 2022 membuka pendaftaran bagi 17 kategori produk dan jasa yang memiliki nilai komersial tinggi di pasar domestik dan internasional.

Upaya ini dilakukan melalui pengembangan desain kreatif dan inovatif, serta berdampak positif terhadap lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Di antara kategori tersebut adalah produk elektronik, perlengkapan rumah tangga, serta peralatan berkebun dan kendaraan (mobility), baik kendaraan berpenumpang atau pun kendaraan yang berfungsi sebagai alat kerja.

Hal ini sejalan dengan permintaan pasar dunia yang mayoritas berupa produk-produk manufaktur berteknologi tinggi termasuk produk elektronik (HS 85) dengan pangsa pasar sebesar 16,7 persen.
Sementara itu, produk mesin/peralatan (HS 84) dan otomotif (HS 87) masing-masing memperoleh pangsa 12,2 dan 7,3 persen.

GDI diselenggarakan pertama kali pada 2017 dan menjadi salah satu program kerja prioritas Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag dalam mendukung upaya peningkatan ekspor nonmigas nasional berbasis desain dan teknologi canggih.

“Ajang GDI diharapkan memotivasi desainer dan pelaku usaha untuk terus berinovasi menciptakan produk dan jasa kreatif dan solutif, khususnya bagi masyarakat urban,” kata Didi.

Didi mengungkapkan bahwa struktur pasar ekspor Indonesia yang selama ini didominasi komoditas primer berupa barang mentah dan setengah jadi kini telah bertransformasi.

Hal tersebut ditandai oleh meningkatnya pangsa pasar produk manufaktur bernilai tambah sebesar USD 110,74 miliar.

Pada 2021, katanya, Indonesia tidak hanya berhasil meraup nilai transaksi ekspor tertinggi sepanjang sejarah ekonomi Indonesia. Nilai ekspor nonmigas 2021 sendiri tercatat sebesar USD 231,54 miliar.

Struktur pasar ekspor yang semula didominasi komoditas primer juga bertransformasi dengan bertambahnya pangsa bagi produk-produk olahan bernilai tambah hingga 47,83 persen dari total ekspor.

“Dengan transformasi struktur pasar ekspor yang lebih seimbang antara produk komoditas dan produk manufaktur, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari ekspor barang bernilai tambah serta tidak lagi sebatas mengekspor barang mentah dan barang setengah jadi.
Transformasi tersebut tercermin pada produk ekspor utama Indonesia tahun 2021 seperti besi dan baja, mesin dan produk elektronik dan elektronika, serta kendaraan bermotor dan suku cadangnya,” kata Didi.

Secara komprehensif, Kemendag berupaya mempertahankan momentum peningkatan ekspor tahun 2021. Sejumlah langkah strategis pun ditempuh, seperti memfokuskan kembali ekspor dari produk primer ke produk industri atau olahan bernilai tambah, mendiversifikasi produk ekspor, dan menjalin perjanjian perdagangan dengan negara mitra dagang baru.

Sosialisasi GDI di Yogyakarta digelar secara hibrida dengan protokol kesehatan ketat. Sosialisasi diikuti kalangan akademisi serta para pelaku usaha dari daerah Yogyakarta dan kota sekitar.
Sebelumnya, sosialisasi GDI 2022 juga telah diadakan di Surabaya, Jawa Timur pada 22 Februari 2022 dan Bandung, Jawa Barat pada 17 Februari 2022.

Berbagai upaya dilakukan Kementerian Perdagangan guna menjaga momentum pertumbuhan ekspor yang meningkat sangat signifikan.  (Rio)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *