“Basarnas tidak saja melaksanakan tugas pencarian pertolongan tetapi juga melakukan tugas sosial dalam menjaga kelestarian lingkugan agar tetap terjaga dengan baik dalam mengantisipasi terjadinya bencana,” kata Emi Frizer.
Kupang, MediasiNTT.Com – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang melakukan kegiatan penanaman 250 tanaman mangrove di kawasan Oesapa, Kota Kupang yang merupakan daerah rawan terdampak bencana alam tesunami.
“Penanaman tanaman mangrove ini merupakan bentuk mitigasi bencana dilakukan Basarnas mengingat kawasan Oesapa ini merupakan daerah rawan terdampak bencana tesunami,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Emi Frizer pada kegiatan penanaman tanaman mangrove di kawasan hutan mangrove Oesapa, Kamis.
Ia menjelaskan berdasarkan pemberitahuan BMKG bahwa kawasan Oesapa merupakan daerah rawan terdampak tesunami dengan ketiggian 2,5 hingga tiga meter, sehingga perlu ada upaya antisipasi secara dini dengan menghutankan kawasan ini dengan tanaman mangrove dalam membendung apabila terjadi gelombang pasang maupun bencana tesunami.
Ia menjelaskan penanaman tanaman mangrove di kawasan Oesapa dilakukan dalam rangka HUT Basarnas ke-50 tahu 2022.
Menurut dia pada kegiatan itu dilakukan penanaman 250 tanaman mangrove dengan melibatkan semua unsur potensi SAR baik dari unsur TNI AD,TNI AU, TNI AL, Kepolisian, BPBD Provinsi dan Kota Kupang serta masyarakat, Camat Kelapa Lima dan Lurah Oesapa.
“Basarnas tidak saja melaksanakan tugas pencarian pertolongan tetapi juga melakukan tugas sosial dalam menjaga kelestarian lingkugan agar tetap terjaga dengan baik dalam mengantisipasi terjadinya bencana,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ambros Kodo mengapresiasi terhadap Basarnas Kupang yang melakukan penanaman mangrove di kawasan Oesapa yang menjadi daerah rawan terdampak apabila terjadi bencana alam tesunami seperti disampaikan BMKG.
“Apa yang dilakukan Basarnas merupakan suatu kegiatan yang sangat positif serta bagian dari mitigasi becana di daerah ini,” kata Ambros Kodo. (Eyn)